SuaraLampung.id - Presiden Rusia Vladimir Putin menantang negara-negara Barat untuk mengalahkan Rusia di medan perang.
Vladimir Putin memperingatkan bahwa pergerakan Rusia yang berlangsung di Ukraina saat ini bisa dibilang baru saja mulai.
"Hari kini kita dengar bahwa mereka ingin mengalahkan kita di medan pertempuran. Kita bisa bilang apa, biarkan mereka mencobanya," kata Putin.
Ia mengeluarkan pernyataan itu ketika menyampaikan pidato di depan para pemimpin parlemen --pertama kali sejak perang mulai berkobar lebih dari empat bulan lalu.
Baca Juga: Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Mundur, Politisi Rusia Bersuka Cita Sebut Johnson Badut
Ia memperingatkan bahwa masa depan perundingan akan meredup jika konflik berlarut-larut.
"Kita sudah sering mendengar bahwa Barat ingin memerangi kita untuk membela semua warga Ukraina. Ini adalah tragedi bagi rakyat Ukraina, tapi tampaknya semua mengarah ke sana."
Rusia menuding Barat mengobarkan perang proksi dengan menggempur ekonominya dengan serentetan sanksi serta meningkatkan pasokan persenjataan canggih untuk Ukraina.
Putin mengatakan jelas bahwa sanksi-sanksi Barat menimbulkan berbagai kesulitan, namun "sama sekali tidak seperti yang diperkirakan oleh para penggagas serangan ekonomi terhadap Rusia."
Kendati ia sesumbar bahwa Rusia baru saja melangkah, Putin masih membuka kemungkinan bagi perundingan.
Baca Juga: Ukraina: Rudal Rusia Hantam Tanker yang Hanyut di Laut Hitam
"Semua orang harus tahu bahwa, pada umumnya, kita belum memulai apa pun dengan sungguh-sungguh... "Pada saat yang sama, kami tidak menolak pembicaraan perdamaian," ujar Putin.
"Tetapi mereka yang menolaknya harus tahu bahwa semakin jauh, semakin sulit bagi mereka untuk bernegosiasi dengan kita," kata Putin, menambahkan.
Sementara itu, kepala juru runding Ukraina, Mykhailo Podolyak, pekan ini di Twitter menyebutkan syarat-syarat yang diajukan pihaknya untuk dapat melanjutkan pembicaraan.
"Gencatan senjata. Penarikan pasukan Z. Kembalikan para warga negara yang diculik. Serahkan para penjahat perang. Mekanisme perbaikan kerusakan. Pengakuan atas hak kedaulatan Ukraina," kata Podolyak.
Sejak meluncurkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari, pasukan Rusia telah menguasai banyak wilayah di negara itu, termasuk merebut Luhansk di Ukraina timur pada Minggu (3/7/2022).
Tetapi, pergerakan pasukan Moskow sejauh ini lebih lambat dibandingkan dengan yang diperkirakan para analis. Pasukan itu dipukul mundur saat berupaya merebut ibu kota Ukraina, Kiev, dan kota utama kedua, Kharkiv. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson Mundur, Politisi Rusia Bersuka Cita Sebut Johnson Badut
-
Ukraina: Rudal Rusia Hantam Tanker yang Hanyut di Laut Hitam
-
Beri Senjata ke Ukraina, Politisi Rusia Sebut Eks PM Inggris Boris Jonhson 'Si Badut'
-
Politisi Rusia Secara Serempak Merayakan Kejatuhan Boris Johnson
-
Rusia Tawarkan Kerja Sama Pengembangan Nuklir di Indonesia, Pengamat: Momentum yang Tepat untuk PLTN
Terpopuler
- Pramono Ajak Anies Nobar Persija di JIS: Sekarang Tuan Rumahnya Saya, Bukan yang Bikin Nggak Nyaman
- 1 Detik Jay Idzes Jadi Pemain Udinese Langsung Cetak Sejarah Liga Italia
- Penyerang Rp1,30 Miliar Urus Naturalisasi, Lini Serang Timnas Indonesia Makin Ganas
- 9 Mobil Bekas Merek Xenia Harga di Bawah Rp60 Juta, Cocok Jadi Kendaraan Keluarga
- Tecno Pova Curve 5G Lolos Sertifikasi di Indonesia: HP Murah dengan Layar Elegan
Pilihan
-
Perang Iran-Israel Bikin Sri Mulyani Was-was, Kenapa?
-
Here We Go! Jaka Pindah ke Leeds United, Jay Idzes Direkrut Udinese?
-
Punya Nama Depan Jaka, Pemain Berbandrol Rp415 M Ini Keturunan Indonesia?
-
Dear Pak Prabowo! Ekonomi RI Tak Menggembirakan, Rakyat Tak Pegang Duit
-
5 Pemain Kesayangan Patrick Kluivert Tak Dilirik Gerald Vanenburg ke Timnas Indonesia U-23
Terkini
-
Spesifikasi dan Harga MacBook Air M4
-
Bocah 10 Tahun Jadi Korban Perampasan Motor di Bandar Lampung, Terseret Saat Melawan dan Luka-luka!
-
Waspada Jebakan Saldo Gratis, Ini 4 Link DANA Kaget Terbaru dan Cara Aman Hindari Penipuan!
-
Cek Nomor HP Kamu! Ambil Saldo Gratis Lewat 6 Link DANA Kaget Aktif 4 Juni 2025
-
Kematian Pratama Wijaya Kusuma, Dugaan Kekerasan di Balik Diksar Mahapel Unila