Kisah Rima Melati Menghadap Bung Karno Memohon Ampunan untuk Pilot Tempur Penyerang Istana Negara

SuaraLampung.id - Aktris senior Rima Melati meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (23/6/2022) sekitar pukul 15.14 WIB dalam usia 82 tahun.

Aditya Tumbuan, anak Rima Melati, mengatakan sang ibunda meninggal dunia karena infeksi dari luka di punggung.

Rima Melati adalah artis senior yang sudah malang melintang di dunia hiburan tanah air sejak era pemerintahan Presiden Sukarno. 

Saat itu Rima Melati dikenal sebagai salah satu artis yang berteman dekat dengan Pemimpin Besar Revolusi Bung Karno.

Baca Juga: Rima Melati Meninggal Dunia, Anak hingga Menantu Ungkap Berbagai Kenangan Semasa Hidup

Di beberapa literatur menyebutkan nama Rima Melati merupakan nama yang diberikan Bung Karno kepada artis bernama asli Marjolein Tambayong. 

Ada cerita menarik antara Rima Melati dengan Bung Karno yang diceritakan dalam buku berjudul "Tembak Bung Karno Rugi 30 Sen" karya Walentina Waluyanti de Jonge. 

Dalam bukunya, Walentina mengisahkan tentang Rima Melati yang menghadap Presiden Sukarno memohon ampunan untuk seorang pilot tempur TNI AU bernama Daniel Maukar. 

Daniel Maukar adalah pilot tempur TNI AU yang menyerang Istana Merdeka, Istana Bogor dan kilang minyak di Tanjung Priok pada 9 Maret 1960. 

Mengemudikan pesawat Jet MiG-17, Daniel Maukar memberondong Istana Merdeka dengan muntahan peluru. 

Baca Juga: Berita Pilihan Hari Ini: Rima Melati Meninggal Dunia, Nathalie Holscher Minggat

Pilar-pilar Istana Merdeka hancur terkena serangan. Beruntung Presiden Sukarno selamat dari aksi nekat Daniel Maukar. 

Aksi Daniel ini dikaitkan dengan gerakan pemberontakan Permesta di Sulawesi Utara yang tidak puas terhadap pemerintahan Presiden Sukarno.

Rima Melati adalah teman dari adik Daniel bernama Vivi Maukar karena mereka sama-sama berasal dari Kawanua. 

Rima sering diajak Vivi menjenguk kakaknya di penjara. Lama kelamaan, Rima Melati disebut kepincut dengan ketampanan Daniel Maukar. 

Rima Melati lalu menghadap Presiden Sukarno meminta pengampunan terhadap Daniel yang dihukum mati.

Bung Karno bersedia memberikan grasi untuk Daniel Maukar dengan syarat pilot TNI AU itu membuat surat pernyataan penyesalan.