Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 20 Juni 2022 | 11:54 WIB
Dinding dengan gambar pasangan calon wakil presiden dan presiden sayap kiri Kolombia Francia Marquez-Gustavo Petro terlihat sehari sebelum pemilihan presiden putaran pertama, di Cali, Kolombia, Sabtu (28/5/2022). [ANTARA FOTO/REUTERS/Luisa Gonzalez/HP/djo]

"Bahkan jika dia mencoba untuk meloloskan reformasi radikal, dia tidak memiliki dukungan kongres untuk mengimplementasikannya," tambahnya.

Petro, 62 tahun, mengatakan dia disiksa oleh militer ketika dia ditahan karena keterlibatannya dengan gerilyawan, dan potensi kemenangannya membuat pejabat tinggi angkatan bersenjata bersiap untuk perubahan.

Calon wakil presiden Petro, Francia Marquez, seorang ibu tunggal dan mantan pembantu rumah tangga, juga akan mencetak sejarah sebagai wakil presiden wanita kulit hitam pertama di negara itu.

"Saya harap pria ini memenuhi harapan putri saya, dia sangat percaya pada janjinya," tambah Vargas, yang mengatakan dia tidak pernah memilih.

Baca Juga: Pede Bakal Menang Pilpres usai Koalisi Bareng Gerindra, PKB: Apalagi Kalau Semut Merah Gabung

Petro juga telah berjanji untuk sepenuhnya menerapkan kesepakatan damai 2016 dengan pemberontak FARC dan akan melakukan pembicaraan dengan gerilyawan ELN yang masih aktif.

Sementara itu tokoh konstruksi sayap kanan Rodolfo Hernández mengakui kekalahan dalam video pendek di media sosial.

"Seperti yang saya katakan selama kampanye, saya menerima hasil pemilihan ini," kata Hernandez. (ANTARA)

Load More