SuaraLampung.id - Pengusaha jual beli ternak sapi di Kabupaten Lampung Timur kesulitan memasarkan ternaknya karena wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Saat ini Kabupaten Lampung Timur menyandang status zona merah PMK sehingga lalu lintas perdagangan ternak dibatasi.
Rudi (29), pengusaha jual beli sapi yang tinggal di Desa Sadar Sriwijaya, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, mengaku putaran modal dari penjualan sapi macet.
Biasanya Rudi dalam satu tahun bisa meraup keuntungan Rp300 juta.
Baca Juga: Ditemukan 441 Kasus Suspek PMK di Klaten, Pemkab Belum Putuskan Pembukaan Pasar Hewan Lagi
"Biasanya menjelang Idul Adha saya sibuk antar sapi ke wilayah Jawa dan Jakarta, sekarang macet bukan tidak ada pesanan, tapi tidak bisa ngirim karena PMK," kata Ayah anak satu tersebut. Selasa (7/6/2022) sore.
Kondisi ini membuat pengusaha sapi kelimpungan. Keterbatasan pemasaran sapi tentu menambah biaya operasional seperti pakan sapi dan perawatan.
Belum lagi rasa khawatir dengan ancaman PMK tersebut sebab modal dari usaha jual sapi bagi Rudi tidak sedikit.
"Ini 20 ekor sapi dagangan saya masih betah di kandang. Pesanan dari Purwokerto, Jawa Timur dan Jakarta ada, tapi tidak bisa kirim," ujarnya.
Rudi mengaku bisa saja mengirim sapi ke luar daerah namun harus melalui birokrasi yang cukup pelik, dari karantina 14 hari dan pembuatan surat jalan yang sangat membebankan pedagang biaya tinggi.
Baca Juga: Pedagang Daging Sapi Kembali Berjualan di Pasar Bantul, Pendapatan Diakui Belum Stabil
"Karantina 14 hari semua biaya ditanggung sendiri, surat perjalanan yang tadinya hanya Rp200 ribu per sapi sekarang Rp500 ribu per ekor, ya bukan untung malah tekor," keluh Rudi.
Dinas Peternakan Lampung Timur menyatakan Lampung Timur masuk zona merah (rawan) PMK, sehingga lalu lintas peredaran sapi dibatasi, tidak diizinkan untuk melakukan penjualan ke luar daerah dan sebaliknya.
Menurut Kabid Peternakan Kabupaten Lampung Timur drh Ririn menjelaskan bahwa di Lampung Timur ternak sapi dan kambing sudah ada yang terjangkit PMK, tercatat 6 ekor kambing dan 2 ekor sapi, bahkan satu ekor sapi mengalami kematian akibat serangan PMK.
"Di Lampung Timur ternak sapi dan kambing yang sudah terserang PMK ada di Kecamatan Batanghari dan Sukadana, sampai saat ini kami masih melakukan penanganan di titik wabah tersebut agar tidak meluas," kata Ririn.
Kontributor : Agus Susanto
Berita Terkait
-
Bagaimana Jepang Ubah Kotoran Sapi Jadi Sumber Energi?
-
H-2 Lebaran, Arus Mudik di Bandara Soekarno-Hatta Mulai Menurun
-
WFA Jadi Kunci Sukses Urai Kepadatan Mudik Lebaran 2025? Menko PMK Ungkap Faktanya
-
Dari Mudik Gratis Hingga Diskon Tarif Tol, Ini Cara Pemerintah Pastikan Arus Lalu Lintas Lancar
-
Anggota Komisi IV DPR Rajiv Minta Harga Bahan Pokok Stabil Jelang Lebaran
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Ribuan Warga Lampung Bersatu untuk Palestina: Babang Tamvan Serukan Boikot Produk Israel
-
Truk Pengangkut Rongsokan Hantam Pelabuhan Bakauheni: Diduga Rem Blong
-
Cuaca Buruk di Bandara Radin Inten II, Lion Air Mendarat di Palembang
-
Konflik Satwa-Manusia di Lampung Mengerikan: 9 Nyawa Melayang
-
Kades Ditandu 12 Km Demi Berobat: Realita Pesisir Barat Usai Lepas Status Daerah Tertinggal