Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 05 April 2022 | 14:59 WIB
Ilustrasi aksi bela Islam di Kantor Kemenag Kotabumi, Lampung Utara pada 9 Maret 2022. Hj Mer membantah menjebak pimpinan Ponpes Al Mursyin Ustaz Adi Setiadi dalam aksi bela Islam. [ISTIMEWA]

SuaraLampung.id - Hj. Mer membantah tuduhan pimpinan pondok pesantren Al Mursyin Ustaz Adi Setiadi yang menyebutkan dirinya menjebak para santri Ponpes Al Mursyin pada saat aksi demo Bela Islam di Lampung Utara, Rabu (9/4/2022). 

"Dalam meme jelas Aksi Bela Islam, dan jawaban dari ust Adi jelas, dalam WAnya "Siap bu! insya Alloh, nanti kami kirim 6 santri dewasa dan saya nyusul karena ada janji dengan tamu yang mau aqiqoh," Terjebak dimana?,"kata Hj Mer melalui sambungan WhatsApp, Selasa (05/04/2022). 

Dia menjelaskan, bahwa dia tidak terima atas pemberitaan karena tidak sesuai dengan  fakta yang sebenarnya dari pihak ponpes mapun dari pemberitaan suaralampung.id.

"Saya akan minta klarifikasi secara terbuka baik dengan pihak Ponpes maupun yang buat berita dan media lain karena saya menduga ini ada upaya untuk mencemarkan nama baik saya," ujarnya. 

Baca Juga: Diperiksa Polisi Dugaan Eksploitasi Anak saat Demo Menag soal Azan, Pimpinan Ponpes Al Mursyin: Saya Dijebak

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Lampung Utara Eko Rendi Oktama, saat dihubungi melalui ponsel mengatakan bahwa kasus itu masih ditangani oleh pihaknya. 

"Baik kasusnya masih dalam tahap penyelidikan saat ini kita masih mengumpulkan bahan keterangan, " ujarnya melalui sambungan Whatsapp, Selasa(5/4/2022). 

Sebelumnya Ustaz Adi merasa dijebak oleh seorang inisial Hj. Mr terkait keikutsertaan mereka dalam aksi demontrasi yang terjadi pada tanggal 9 Maret 2022 lalu di Tugu Payan, Kota Bumi dan di Kantor Kemenag Kotabumi, Lampung Utara.

Menurut Ustaz Adi Setiadi dirinya dihubungi Hj Mr untuk menghadiri kegiatan keagamaan di kantor Kemenag, Kotabumi, yang ternyata berujung aksi demontrasi di Tugu Payan Kotabumi.

"Saya merasa dijebak oleh Hj. Mr yang mengajak untuk menghadiri kegiatan keagamaan dengan mengajak santri anak anak ke kantor Kemenag. Ternyata dibelokkan dilakukan aksi demontrasi bersama massa lainnya. Sangat saya sesalkan saya merasa terjebak atas ajakan Hj.Mr ternyata bukan kegiatan keagamaan ternyata demonstrasi dengan melibatkan anak anak santri dari Pondok Al Mursyin," ujar Ustaz Adi melalui siaran pers.

Baca Juga: Dipenjara, Akbar Tandaniria Mangkunegara Mengaku Tobat dan Janji Suarakan Anti Korupsi

Ustaz Adi menjelaskan, saat para santrinya tiba di lokasi ternyata sudah banyak massa berkumpul dan telah dipersiapkan banner dan spanduk.

"Saya sempat protes kepada Hj. Mr mempertanyakan mengapa bukan kegiatan keagamaan seperti yang dikatakannya namun di lapangan adanya aksi demontrasi dengan massa lainnya yang bertolak belakang dengan niat awal untuk menghadiri kegiatan keagamaan," tandas Ustaz Adi.

Sementara Abi Yusran Hamid selaku pembina Ponpes Al Mursyin mengatakan agar hal seperti ini tidak terulang kembali.

 Karena aksi demontrasi yang melibatkan santri yang belum dewasa atau masih dibawah umur jelas melanggar Undang Undang tentang perlindungan anak. 

Gara-gara aksi ini, Ustaz Adi Setiadi dan Abi Yusran Hamid diperiksa penyidik Polres Lampung Utara dengan dugaan eksploitasi anak karena melibatkan anak-anak dalam demo memprotes Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengenai suara azan dan toa. 

Kontributor : Ahmad Amri

Load More