SuaraLampung.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Tesla memenuhi syarat yang diajukan pemerintah Indonesia jika ingin berinvestasi di tanah air.
Dalam acara Closing Ceremony Business Matching Belanja Produk Dalam Negeri 2022 yang ditayangkan secara daring dari Bali, Kamis, Luhut menyebut produsen mobil listrik asal AS itu baru saja menyampaikan minat untuk kembali masuk ke Indonesia setelah sebelumnya batal.
"Tadi pagi, saya ditelepon dari Amerika, Tesla bilang dia mau bikin deal sama kita," katanya dikutip dari ANTARA.
Luhut pun dengan tegas mengingatkan bahwa dua tahun lalu perusahaan Elon Musk itu pernah menyampaikan minat untuk mengembangkan baterai lithium di Indonesia. Namun, rencana itu batal karena perusahaan itu dinilai terlalu banyak mendikte.
"Saya bilang, 'Hey Anda itu dua tahun yang lalu sudah telepon saya mau bikin lithium baterai'. Anda... semua mau mendikte, saya bilang, 'Hey you cannot do this. Today is different. Kita harus sama'. Saya bilang, 'Kamu nggak bisa begitu lagi. This country is not banana republic! This country is a great country!" cerita Luhut.
Indonesia sudah memiliki kesepakatan bisnis dengan perusahaan baterai kendaraan listrik asal China dan Korea Selatan, yaitu CATL dan LG.
Keduanya diklaim memegang hampir 55 persen pasar baterai lithium dunia. Kerja sama dengan kedua perusahaan itu diyakini akan membuat Indonesia menjadi pemain global baterai lithium. Terlebih pada tahun 2024, Indonesia ditargetkan akan mulai memproduksi lithium baterai.
Luhut mengingatkan jika Tesla ingin masuk, maka perusahaan itu harus menuruti syarat yang diberikan oleh pemerintah Indonesia. Hal itu, lanjut Luhut, juga diterapkannya kepada investor lain, termasuk China.
Sejumlah syarat yang diminta pemerintah Indonesia kepada investor asing diantaranya transfer teknologi, teknologi yang ramah lingkungan, wajib mendidik tenaga kerja lokal, serta memberikan nilai tambah.
"Saya nggak mau kalau datang deal, jangan kau (Tesla) yang bikin syarat ke kami. Saya yang bikin syarat ke kamu karena itu yang saya lakukan kepada Tiongkok. Tidak pernah Tiongkok kasih syarat ke saya, saya (yang) kasih syarat. Kau mau nggak kalau kita harus B to B? Harus teknologi transfer, harus first class technology, harus yang ramah lingkungan. Dia bilang mampu, (jadi), oke deal," katanya. (ANTARA)
Berita Terkait
-
Presiden Rusia Vladimir Putin Dipastikan Hadir pada KTT G20 di Bali, Menko Luhut Binsar Panjaitan Ingatkan Hal Ini
-
Kasus Luhut Binsar Panjaitan VS Haris Azhar dan Fatia, Pengamat Sebut Sebagai Kemunduran Demokrasi
-
Bantah Tolak Laporan Haris Azhar Cs Soal Skandal Kejahatan Ekonomi Luhut, Ini Penjelasan Polda Metro Jaya
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
BRI Dorong Pertumbuhan Inklusif lewat Penyaluran KUR kepada 3,2 juta Debitur UMKM
-
3 Trik Nasi Pulen dan Wangi untuk Masak Harian ala Ibu-Ibu Hemat Alfamart
-
Tarif Tol Bakauheni-Terbanggi Besar Naik Akhir Bulan, Rincian Lengkap Biaya Terbarunya
-
Sat Set Promo Indomaret! 11 Snack & Yogurt Viral Mulai Rp3 Ribuan, Wajib Borong
-
Dukung Pertumbuhan di Sektor Riil, BRI Fasilitasi Sindikasi Pembiayaan untuk PT SSMS