SuaraLampung.id - Pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengenai penundaan pemilu mendapat kritikan dari Pengamat Politik dari Universitas Paramadina A. Khoirul Umam.
Khoirul menyesalkan pernyataan Gus Yahya yang menilai usulan penundaan Pemilu Serentak 2024 masuk akal.
Menurut Umam, tanggapan Gus Yahya itu bertentangan dengan pernyataan sikapnya sendiri saat baru terpilih sebagai Ketua Umum PBNU pada Desember 2021.
"Sikap Ketum PBNU ini seolah-olah menegasikan komitmennya untuk lebih fokus pada politik kebangsaan dan menghindari politik praktis," kata Umam saat dihubungi di Jakarta, Senin (28/2/2022).
Nahdlatul Ulama, yang merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia, mempunyai kewajiban untuk turut menjaga konstitusi negara, yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), katanya.
Publik, khususnya warga Nahdliyin, menaruh harapan kepada NU dan PBNU untuk menjalankan kewajiban itu, katanya.
Oleh karena itu, dia berharap Gus Yahya tetap mempertahankan daya kritisnya, terutama saat menanggapi berbagai wacana dan usulan yang bertentangan dengan konstitusi negara.
"Di tengah melemahnya basis kekuatan masyarakat sipil, banyak kalangan berharap pada independensi dan netralitas kepengurusan PBNU yang baru di bawah kepemimpinan Gus Yahya. Sebagai penjaga keseimbangan politik bangsa, PBNU memang harus dekat dengan kekuasaan, tetapi PBNU tidak boleh kehilangan daya kritisnya," jelasnya.
Menurut Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic) itu, PBNU harus menunjukkan sikap tegas terhadap wacana penundaan pemilu. Gus Yahya dapat mengingatkan para elite politik untuk tunduk kepada konstitusi.
"Warga Nahdliyin dan masyarakat Indonesia secara umum tentu menyadari bahwa aturan konstitusi harus dijalankan dengan basis kesadaran dan kedisiplinan yang tinggi dari semua kalangan anak bangsa. Sebagai kekuatan Islamic-based civil society terbesar di Indonesia, PBNU harus mengawal itu semua," jelasnya.
Dia menambahkan PBNU harus mencontoh pimpinan Muhammadiyah yang dengan tegas mendorong para elite untuk patuh terhadap konstitusi, demi menjaga praktik demokrasi di Indonesia berjalan secara adil dan terbuka.
Sebelumnya, di Pasaman Barat, Sumatera Barat, Minggu (27/2/2022), Gus Yahya mengatakan usulan penundaan Pemilu 2024 merupakan hal yang masuk akal.
Menurut Gus Yahya, Indonesia masih menghadapi pandemi COVID-19, ditambah dengan bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.
"Ada usulan penundaan pemilu dan saya rasa ini masuk akal mengingat berbagai persoalan yang muncul dan dihadapi bangsa ini," kata Gus Yahya.
Usulan penundaan Pemilu Serentak 2024 muncul dari berbagai pihak, salah satunya dari Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar.
Berita Terkait
-
Sesalkan Gus Yahya Nilai Penundaan Pemilu Masuk Akal, Pengamat: PBNU Tak Boleh Kehilangan Daya Kritisnya
-
Aktivis Banyuwangi Kecam Aksi Perobohan Papan Nama Muhammadiyah di Desa Tampo, Dianggap Tindakan Persekusi dan Arogan
-
Pengamat Politik Universitas Paramadina Sesalkan Pernyataan Ketum PBNU yang Menilai Penundaan Pemilu Masuk Akal
Terpopuler
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- 7 Sepatu Murah Lokal Buat Jogging Mulai Rp100 Ribuan, Ada Pilihan Dokter Tirta
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Indosat Gandeng Arsari dan Northstar Bangun FiberCo Independent, Dana Rp14,6 Triliun Dikucurkan!
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
Terkini
-
Pantai Mutun & Pulau Tangkil, Liburan Pantai Cuma 30 Menit dari Bandar Lampung
-
Cek Fakta: Viral Video Polisi Gerebek Kantor Kepala Desa karena Korupsi Bansos, Ini Faktanya
-
Pulau Pisang di Pesisir Barat, Destinasi Sunyi dengan Ombak Favorit Peselancar
-
7 Pantai di Pesisir Barat Lampung yang Relatif Sepi dan Terasa Lebih Privat
-
Cuma Rp1-3 Juta untuk Liburan ke Pahawang, Rincian Biaya Hemat bagi Traveler