SuaraLampung.id - Letnan Kolonel (Letkol) Laut (P) Waluyo, Komandan Kapal KRI Bima Suci, pernah menjadi kuli bangunan.
Ketika menempuh pendidikan di sekolah dasar (SD) hingga berlanjut ke sekolah menengah pertama (SMP), Letkol Laut (P) Waluyo hidup sederhana.
Dalam hidupnya, Waluyo terpaksa harus memupus mimpi untuk bisa menyambung pendidikan ke sekolah menengah atas (SMA). Alasannya, tidak memiliki biaya.
Ia ingat betul memiliki seorang teman sejak duduk di bangku SD hingga SMP melanjutkan studi ke SMA. Sementara, Waluyo hanya bisa menahan impiannya dan seakan pupus karena terhalang masalah finansial.
Baca Juga: Upacara Tabur Bunga untuk Mengenang Awak KRI Nanggala 402
"Teman saya langsung masuk SMA, sementara saya harus berhenti karena orang tua saya tidak mampu," kenang Letkol Laut (P) Waluyo.
Dengan mengenakan seragam TNI AL beserta motif loreng khas militer, ia kembali melanjutkan pedihnya perjuangan kala itu. Rasa gigih dan tidak kenal kata menyerah sepertinya memang sudah ada dalam dirinya sejak masih remaja.
Hal itu setidaknya tergambar ketika ia melihat dan menatap hasil Daftar Nilai Ebtanas Murni (DANEM) SMP Tahun 1991/1992 miliknya.
Secarik kertas putih dan sedikit buram, namun masih terlihat jelas tertulis sejumlah deretan nilai Waluyo remaja.
Waluyo merupakan siswa lulusan SMPN 1 Karanganyar, Rayon Kebumen, Jawa Tengah. Pada saat ia menamatkan studi, ada enam mata pelajaran DANEM.
Baca Juga: Melihat Proses Pengecekan Baling-baling KRI Bima Suci
Hasil yang diperolehnya juga cukup atau terbilang bagus atau setidaknya sayang jika tidak melanjutkannya ke bangku SMA.
Untuk nilai Mata Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), Waluyo meraih hasil paling tinggi yakni 8,67 disusul Bahasa Indonesia 8,11, Matematika 7,33, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 5,67, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 6,83, dan paling rendah Bahasa Inggris 4,40 dengan penjumlahan akhir 41,01.
Melihat rata-rata nilai yang diraihnya, Waluyo merasa layak dan bisa masuk ke sekolah favorit di daerah Gombong.
"Saya kasihan dengan NEM saya ini. Saya harus memanfaatkannya untuk melanjutkan sekolah," kata dia sembari tersenyum.
Demi menyambung ke sekolah favoritnya, Waluyo menanamkan tekad kuat dan rela menjadi kuli bangunan.
Itu adalah satu-satunya cara agar ia bisa melanjutkan pendidikan meskipun ia sadar betul harus tertinggal sekian tahun dari teman-teman seusianya.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Ogah Ikut Demo Besar-besaran Ojol di Jakarta 20 Mei, KBDJ: Kami Tetap Narik Cari Rezeki!
- 10 Mobil Bekas di Bawah Rp100 Jutaan: Kabin Lapang, Keluaran Tahun Tinggi
- 8 Rekomendasi Sunscreen Mengandung Vitamin C, Ampuh Hilangkan Noda Hitam
- 7 Sunscreen Mengandung Salicylic Acid, Ampuh Atasi Jerawat dan Kulit Berminyak
- Kritik Suporter PSS ke Manajeman Viral, Bupati Sleman: Ya Harus segera Berbenah
Pilihan
-
Honda Cari Bibit Pembalap Muda di Ajang HDC
-
Profil Pemilik Rupiah Cepat, Pinjol Viral yang Disorot Publik Ternyata Dikuasai Asing
-
5 HP Murah Rp2 Jutaan Layar AMOLED: RAM Besar, Kamera Resolusi Tinggi
-
Mau Wajah Glowing? Inilah Urutan Menggunakan Skincare Malam yang Tepat
-
7 Brand Skincare Korea Terbaik, Auto Bikin Kulit Mulus Harga Mulai Rp19 Ribu
Terkini
-
Momentum Kebangkitan Nasional, Ini 7 Bukti BRI Bantu Pulihkan Ekonomi Indonesia
-
3 Amplop DANA Kaget Hari Ini, Cek Nilainya Ratusan Ribu Rupiah
-
Portofolio Sustainable Finance BRI Tembus Rp796 Triliun, Terbesar di Indonesia
-
Desa BRILiaN Hargobinangun di Lereng Merapi: Hasil Inovasi UMKM Bersama BRI
-
Di Antara Kabut Batu Tegi: Petani, Konservasi, dan Jalan Panjang Menuju Harmoni