SuaraLampung.id - Publik Australia marah terhadap penanganan wabah Omicron di negeri Kanguru itu. Rumah sakit dan fasilitas pengujuan COVID-19 tertekan oleh lonjakan kasus Omicron.
Kasus harian COVID-19 di Australia mencapai rekor tertinggi pada Rabu untuk ketiga kali berturut-turut setelah menyebarnya varian Omicron.
Banyak warga, yang sudah kecewa dengan antrean panjang di pusat-pusat pengujian dan kelangkaan alat tes mandiri, menjadi marah ketika muncul kabar bahwa petenis nomor satu dunia Novak Djokovic diberi pengecualian untuk masuk ke negara itu.
Perdana Menteri Scott Morrison berada dalam tekanan di awal tahun pemilihan. Dia berusaha meyakinkan para pemilih bahwa koalisi tengah-sayap kanan Partai Liberal-Nasional telah mengendalikan situasi, sembari menjaga kendali anggaran secara ketat.
"Tak ada solusi instan di sini," kata Morrison kepada wartawan jelang rapat kabinet nasional tentang penanganan pandemi yang dihadiri para pemimpin federal dan negara bagian.
"Anda hanya harus menangani masalahnya, bekerja bersama dan terus berupaya."
Pihak berwenang melaporkan rekor 64.758 kasus baru pada Rabu, mayoritas berada di New South Wales (NSW) dan Victoria, dua negara bagian terpadat Australia. Angka itu melewati 47.800 kasus pada Selasa.
Total infeksi telah meroket menjadi lebih dari 50 kali lipat dari sekitar 1.200 kasus sejak akhir November, ketika kasus pertama Omicron terdeteksi di negara itu.
Warga yang dirawat di rumah sakit di NSW dan Victoria meningkat 10 persen dari hari sebelumnya. Otoritas memperingatkan angka tersebut akan terus bertambah dalam beberapa pekan ke depan.
Baca Juga: Pasien COVID-19 Sembuh Lebih Cepat, WHO Tetap Sarankan Karantina 14 Hari
"Kita menghadapi pekan-pekan sulit di depan kita," kata Wakil Menteri Kesehatan NSW Susan Pearce kepada wartawan.
Lonjakan kasus baru-baru ini telah menyebabkan antrean panjang di pusat-pusat tes PCR yang dibiayai negara.
Kondisi itu mendorong otoritas untuk meminta masyarakat agar hanya menjalani tes PCR jika bergejala, yang berujung pada kelangkaan alat tes cepat antigen yang bisa digunakan di rumah tapi harus dibeli sendiri.
Morrison telah mengesampingkan subsidi bagi alat tes mandiri dengan mengatakan bahwa hal itu adalah "tanggung jawab pribadi".
Sejumlah pemimpin negara bagian diperkirakan akan menekan Morrison dalam rapat kabinet pada Rabu untuk menyubsidi tes cepat antigen.
Pemerintah juga dikritik pedas atas keputusan memberi Djokovic pengecualian medis untuk bermain di turnamen tenis Grand Slam Australian Open.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mbah Arifin Setia Tunggu Kekasih di Pinggir Jalan Sejak 70an Hingga Meninggal, Kini Dijadikan Mural
- Di Luar Prediksi, Gelandang Serang Keturunan Pasang Status Timnas Indonesia, Produktif Cetak Gol
- Gibran Ditangkap Bareskrim Polri, Kronologi Jadi Tersangka dan Kasusnya
- Resmi Thailand Bantu Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanggal 18 Agustus 2025 Cuti Bersama atau Libur Nasional? Simak Aturan Resminya
Pilihan
-
Fakta-fakta Emas Sungai Eufrat, Tanda Hari Kiamat Sudah Dekat?
-
Usul Ditolak, Suara Dibungkam, Kritik Dilarang, Suporter Manchester United: Satu Kata, Lawan!
-
DTKS Resmi Berubah Jadi DTSEN, Ini Cara Update Desil Agar Tetap Terima KIP Kuliah
-
Jalan Terjal Jay Idzes ke Torino, Il Toro Alihkan Incaran ke Bek 1,97 M
-
Sri Mulyani Ungkap Kejanggalan Angka Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen yang Bikin Publik Melongo!
Terkini
-
Lampung Siapkan 4 Jurus Jitu Kendalikan Harga Pangan, Apa Saja?
-
Satgas Makan Bergizi Gratis di Lampung Segera Dibentuk, Kapan Mulai?
-
Skandal KONI Lampung Tengah: Dana Atlet Rp800 Juta Raib Dikorup Bendahara
-
Sektor Industri Pengolahan Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi Lampung
-
Ekonomi Lampung Solid di Triwulan II 2025, Ini Penopangnya