Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 05 Januari 2022 | 12:54 WIB
Ilustrasi Foto uji rudal balistik Korea Utara pada 19 Oktober 2020 yang dilansir kantor berita KNCA. Jepang tuding Korut luncurkan rudal balistik. [foto: AFP]

SuaraLampung.id - Korea Utara (Korut) dituding telah meluncurkan rudal balistik sejauh 500 km. Tudingan ini muncul dari Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi.

Korut meluncurkan rudal balistik itu dari pantai timurnya pada Rabu, kata otoritas setempat melaporkan.

Badan penjagaan pantai Jepang, yang pertama melaporkan peluncuran itu, mengatakan proyektil tersebut kemungkinan adalah rudal balistik, tapi mereka tidak menjelaskan lebih jauh.

Peluncuran itu menegaskan janji Tahun Baru pemimpin Kim Jong Un untuk memperkuat militer Korut demi menghadapi situasi internasional yang tidak stabil.

Baca Juga: 5 Fakta I Wayan Toma Nakamura, Idol Asli Bali Bakal Debut di Jepang

Proyektil itu mendarat di luar zona ekonomi eksklusif Jepang, kata Kishi.

"Sejak tahun lalu, Korea Utara telah berkali-kali meluncurkan rudal, yang sangat disayangkan," kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida kepada awak media.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan Korut, negara bersenjata nuklir, menembakkan sebuah proyektil tak dikenal di pantai timurnya. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut.

Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melarang semua uji rudal balistik oleh Korut dan telah mengenakan sanksi atas program tersebut.

Dalam ringkasan pidato Kim menjelang Tahun Baru yang dirilis media negara, pemimpin Korut itu tidak secara spesifik menyebut rudal atau senjata nuklir.

Baca Juga: 8 Fakta I Wayan Toma Nakamura, WNI Berdarah Bali Debut jadi Idol Jepang

Namun, dia mengatakan pertahanan nasional harus diperkuat.

Korut mendapatkan sanksi internasional atas program senjata nuklirnya. Namun sejak awal pandemi COVID-19, negara itu semakin terisolasi dengan penutupan perbatasan yang mengganggu jalur perdagangan dan menghentikan kegiatan diplomatik secara langsung.

Negara itu juga terjebak pada moratorium yang diterapkan sendiri tentang rudal balistik antarbenua (ICBM) atau persenjataan nuklir.

Uji terakhir ICBM atau bom nuklir Korut dilakukan pada 2017, sebelum Kim meluncurkan upaya diplomatik dengan Amerika Serikat dan Korsel --yang kemudian macet.

Namun, Korut terus menguji rudal-rudal balistik jarak dekatnya yang baru, termasuk yang diluncurkan dari kapal selam pada Oktober.

Pidato Kim terakhir tidak menyebut upaya Korsel untuk meneruskan negosiasi yang macet atau tawaran AS untuk melakukan pembicaraan tanpa syarat.

Situasi itu menimbulkan keraguan bagi Presiden Korsel Moon Jae-in untuk mendorong terobosan diplomatik sebelum masa kepemimpinannya berakhir pada Mei.

Gedung Putih, Departemen Pertahanan, dan Departemen Luar Negeri AS belum bisa dimintai komentar.

Dalam pengarahan media pada Senin (3/1), juru bicara Deplu Ned Price mengulangi keinginan AS untuk berdialog dengan Korut demi peningkatan keamanan AS dan sekutunya di kawasan itu.

Dia menegaskan lagi bahwa Washington tidak punya niat bermusuhan dengan Korut dan bahwa AS siap menggelar pertemuan tanpa syarat.

Price menolak mengomentari penampilan Kim yang lebih ramping dalam foto yang disiarkan baru-baru ini oleh media resmi Korut.

Dia enggan mengomentari spekulasi tentang kesehatan Kim dengan mengatakan "kita tidak ingin menambah spekulasi itu" (ANTARA)

Load More