SuaraLampung.id - Nelayan pesisir Labuhan Maringgai, Lampung Timur, memiliki tradisi melarung (membuang) kepala kerbau ke tengah laut. Tradisi yang biasa disebut Nadran ini dilaksanakan setahun sekali.
Setelah dua tahun tidak menggelar tradisi Nadran karena pandemi Covid-19, nelayan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, kembali mengadakan Nadran pada Kamis (16/12/2021).
"Nadran kami lakukan setiap tahun sekali, namun dua tahun kemarin tidak kami lakukan. Hari ini kami melakukannya lagi," kata Kepala Desa Muara Gadingmas Wahyono, Kamis (16/12/2021).
Nadran (Nazar) merupakan bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta, agar mendapatkan berkah dan rezeki berlimpah.
Baca Juga: Ganjar Pranowo Bicara Soal Modernisasi Hingga Database Nelayan
Kata Wahyono Nadran yang dilakukan nelayan Muara Gadingmas yakni dengan membuang potongan kepala kerbau, dan beberapa sesaji lainnya.
"Kepala kerbau, jajan pasar, nasi tumpeng, ayam hidup yang kita kasih nama sesaji, tapi tujuan kami bukan hal yang musyrik itu bentuk syariat kami yang dikemas dalam bentuk budaya," ujar Wahyono.
Setelah sesaji dikemas rapi di dalam perahu kecil, lalu dilarungkan atau dibuang ke tengah laut. Puncak seni pada nadran di Muara Gadingmas saat sesaji menuju tengah laut, puluhan kapal mengikuti, mengelilingi perahu yang membawa sesaji.
Ketika tiba di tempat yang dituju, lalu nelayan akan terjun ke laut berebut sesaji.
"Anak anak remaja, orang dewasa berebut sesaji melompat dari kapal. Menurut keyakinan mereka akan membawa berkah, dan itu sudah tradisi kami," ucap Wahyono.
Baca Juga: Tiga Kadis Mundur, Bupati: Lampung Timur Butuh Pejabat yang Mau dan Mampu Laksanakan Tugas
Kenapa harus menumbalkan kepala kerbau?
Kata Wahyono kepala kerbau merupakan simbol yang memiliki filosofi kemakmuran. Yang dibuang ke tengah laut bukan hanya kepala kerbau, melainkan kaki dan ekor, sementara organ lainnya tetap dikonsumsi untuk makan bersama.
Lanjutnya, pesta nadran memiliki potensi sebagai objek wisata, karena ada pemandangan menarik saat nadran yakni bisa melihat puluhan kapal yang memburu kapal sesaji, dan bisa melihat anak anak berebut sesaji dengan cara berenang.
"Karena kondisi masih terbayang Covid 19 jadi warga dari luar kecamatan tidak ada yang hadir. Bahkan tahun 2019 dan 2020 kami tidak melakukan Nadran," pungkas Wahyono.
Kontributor: Agus Susanto
Berita Terkait
-
Petani dan Nelayan Kontributor Pembangunan, Ombudsman: Perlindungan BPJS Ketenagakerjaan Sangat Penting
-
NasDem Dukung Kebijakan Prabowo Menghapus Kredit Macet Pelaku UMKM, Petani, dan Nelayan
-
Jerit Nelayan di Proyek Kota Elite: Terhimpit Pembangunan, Terlilit Utang
-
Aksi Puluhan Perahu Nelayan di PIK 2, Desak Prabowo Tak Lanjutkan Kebijakan Jokowi Soal Ini!
-
Tiga Helikopter Hilir Mudik Di Langit Sukabumi, Selamatkan 71 Nelayan Terisolasi Di Perairan Tegalbuleud
Terpopuler
- Profil dan Agama Medina Dina, Akan Pindah Agama Demi Nikahi Gading Marteen?
- Ngaku SMA di Singapura, Cuitan Lawas Chilli Pari Sebut Gibran Cuma SMA di Solo: Itulah Fufufafa..
- Baim Wong Terluka Hatinya, Olla Ramlan Maju Senggol Paula Verhoeven: Ego Laki Jangan Disentil Terus
- Rumah Baru Sarwendah Tersambar Petir
- Beda Kekayaan AKP Dadang Iskandar vs AKP Ryanto Ulil di Kasus Polisi Tembak Polisi
Pilihan
-
Pemetaan TPS Rawan di Kaltim: 516 Lokasi Terkendala Internet
-
Siapa SS? Anggota DPR RI yang Dilaporkan Tim Hukum Isran-Hadi Terkait Politik Uang di Kaltim
-
Proyek IKN Dorong Investasi Kaltim Capai Rp 55,82 Triliun Hingga Triwulan III
-
Tim Hukum Isran-Hadi Ungkap Bukti Dugaan Politik Uang oleh Anggota DPR RI Berinisial SS
-
5 Rekomendasi HP Murah Mirip iPhone Terbaru November 2024, Harga Cuma Rp 1 Jutaan
Terkini
-
Meriahnya OPPO Run 2024, Ada Hadiah Ratusan Juta dan Diskon dengan Menggunakan BRImo
-
Pilkada 2024: KPU Bandar Lampung Antisipasi Bencana, TPS Rawan di Pulau Pasaran
-
Liburan Berujung Maut: Rombongan PAUD Terseret Ombak di Pantai Ilahan, 1 Bocah Meninggal
-
Lampung Siaga I Jelang Pencoblosan Pilkada Serentak 2024, Wamendagri Beri Catatan Ini
-
Logistik Pilkada Bandar Lampung Aman, Wamendagri: "On the Track!"