SuaraLampung.id - Cuaca ekstrem yang melanda perairan Lampung berdampak pada pengusaha kapal di Kabupaten Lampung Timur. Mereka terpaksa menghentikan aktivitas penyewaan kapal sementara waktu.
Tidak hanya itu, pengusaha kapal ini juga mengalami kerugian puluhan juta rupiah. Seperti yang dialami Nurhayati (60), pengusaha kapal di Lampung Timur.
Nurhayati memiliki 23 kapal. Namun sudah satu pekan ini sebagian kapalnya tidak berlayar karena cuaca ekstrem gelombang tinggi dan angin kencang.
"Dari 23 kapal milik kami, 17 istirahat total, dan 6 kapal sudah terlanjur berlayar," kata Nurhayati. Enam kapal yang terlanjur berlayar saat ini terpaksa sandar wilayah Sekopong dan Kuala Wako karena gelombang tinggi.
Hal ini menimbulkan kerugian bagi dirinya sebagai pengusaha kapal. Untuk setiap kapal yang berlayar, Nurhayati harus mengeluarkan modal Rp 20 juta. Uang itu digunakan untuk mengisi BBM, logistik dan keperluan lain bagi 6 ABK kapal.
Karena kapal yang sudah berlayar ini menghentikan pencarian ikan di lautan, bisa dipastikan Nurhayati mengalami kerugian. "Satu kapal saja modal keluar Rp 20 juta. Ini ada enam kapal yang sudah berlayar tapi berhenti di tengah jalan. Ya berarti merugi," kata dia.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Provinsi Lampung Bayu Witara, membenarkan kondisi cuaca di laut sedang ekstrem. Di wilayah pesisir Lampung Barat ketinggian ombak bisa mencapai 6 meter.
"Di Lampung ada tiga pesisir yakni, Pesisir Barat, Pesisir Timur, dan Pesisir Teluk Lampung. Paling ekstrem yakni wilayah Pesisir Barat," terang Bayu Witara.
Bayu memprediksi cuaca ekstrem berlangsung hingga satu bulan ke depan. Jika ada nelayan yang nekat ingin berlayar diminta untuk mengedepankan keselamatan dengan melengkapi peralatan untuk melindungi diri, seperti pelampung atau jeriken yang bisa digunakan untuk bertahan di laut jika terjadi kecelakaan seperti kapal terguling.
Baca Juga: BMKG Minta Waspadai Cuaca Ekstrem Pada Januari Februari 2021
"Harapan kami tidak ada musibah, tapi apa salahnya jika nelayan harus berhati hati dan memperhitungkan keselamatan jika hendak berlayar di tengah cuaca ekstrem,"kata Bayu Witara.
Bagi kapal dengan kapasitas di bawah 10 Grasston, artinya kapal di bawah 10 GT merupakan kapal kecil yang dipastikan akan terkoyak jika diterjang gelombang setinggi 4 meter ke atas.
"Kami mengimbau seluruh pengurus HNSI tingkat daerah (kabupaten) untuk memberi pemahaman kepada nelayan di wilayahnya masing-masing terkait cuaca ekstrem di tengah laut," ujar Bayu Witara.
Kontributor: Agus Susanto
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Suzuki Dibawah Rp 100 Juta: Irit, Murah, Interior Berkelas
- 6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
- 5 Serum Viva untuk Flek Hitam Usia 40 Tahun Keatas, Hempaskan Penuaan Dini
- Klub Presiden Prabowo Subianto Garudayaksa FC Mau Rekrut Thom Haye?
- 10 Rekomendasi Mobil Bekas Keluarga untuk 8 Penumpang: Murah, Nyaman, Irit
Pilihan
-
Erick Thohir Akhirnya Mundur, Dapat Teguran FIFA!
-
3 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan RAM 12 GB, Multitasking Lancar Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Blak-blakan! Jokowi Ungkap Tujuan Perubahan Lambang PSI dari Mawar ke Gajah
-
Catut RANS Entertainment, Penipuan Bisnis Kecantikan di Pekanbaru Rugikan Rp6,8 Miliar
-
Baru Dilantik Kurang dari Dua Bulan, Bos Pajak Sudah Pecat 7 Pegawai
Terkini
-
Malas ke Kantor Dukcapil? Urus Dokumen Kependudukanmu di Bandar Lampung Expo Saja
-
Konflik Harimau vs Manusia, Bupati Lampung Barat Akui Konflik Berlarut-larut
-
Bobol Pool Bus Dishub Lampung, 3 Spesialis Onderdil Diringkus
-
Kepercayaan Investor Global Menguat, Saham BBRI Jadi Incaran BlackRock dan Vanguard
-
Impian Jadi Guru & TNI: Siswa Sekolah Rakyat Lampung Rela Tinggalkan Keluarga