Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Rabu, 08 Desember 2021 | 10:56 WIB
Ilustrasi Evakuasi korban letusan Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur. Sebanyak 16 orang korban awan panas guguran Gunung Semeru masih dalam pencarian. [Foto: Suaraindonesia]

SuaraLampung.id - Sebanyak 16 orang korban awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, masih dinyatakan hilang. Tim SAR Gabungan masih berupaya mencari 16 korban tersebut. 

"16 korban masih dalam proses pencarian dan sekarang masih diidentifikasi tim evakuasi," kata Bupati Lumajang Thoriqul Haq dalam rilis yang diterima ANTARA di Kabupaten Lumajang, Rabu (8/12/2021).

Bupati Lumajang bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersilaturahmi dan menyapa para relawan yang membantu penanganan bencana awan panas guguran (APG) Gunung Semeru di Posko Tanggap Darurat yang berada di Kantor Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Selasa (7/12/2021) malam.

"Kami masih melakukan proses pencarian pada kedalaman satu meter dari awan panas guguran dan apabila proses pencarian dilakukan lebih dari 10 meter, maka hal itu masih berisiko tinggi bagi tim evakuasi," tuturnya.

Baca Juga: Sejumlah Pakar Apresiasi Respons Ganjar Pranowo Kirim Bantuan bagi Korban Erupsi Semeru

Bupati yang biasa dipanggil Cak Thoriq itu mengatakan saat ini total korban yang mengalami luka-luka tercatat sebanyak 120 orang, di antaranya 82 korban mengalami luka ringan atau rawat jalan dan 38 orang mengalami luka berat, kemudian 35 orang dikabarkan meninggal dunia.

"Dari sekian korban baik yang mengalami luka ringan maupun berat masih dilakukan perawatan di rumah sakit Lumajang maupun beberapa rumah sakit rujukan," katanya.

Sementara itu Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta  para relawan untuk ikut membantu melakukan pemetaan terkait berbagai permasalahan untuk meningkatkan kualitas layanan pengungsi, terutama bagi para pengungsi yang masuk kategori ibu hamil, difabel, anak kecil dan lansia.

"Tolong dibantu pemetaan bagaimana di area pengungsian itu memungkinkan anak-anak tinggal lebih nyaman. Untuk lokasi anak-anak bisa dibantu komunikasikan dengan pengelola pengungsian termasuk untuk lansia, ibu hamil dan difabel," katanya.

Ia mengatakan makanan anak-anak harus disiapkan tersendiri apalagi yang masih bayi atau balita, karena di dapur umum seringkali masak makanan untuk orang dewasa.

Baca Juga: Satu Ton Rendang Untuk Lumajang

Kepada para relawan yang berasal dari berbagai organisasi dan daerah di seluruh Indonesia tersebut, Gubernur Khofifah menyampaikan terima kasih dan apresiasinya bahwa para relawan hadir di Lumajang karena satu hal yakni panggilan kemanusiaan.

Mantan Menteri Sosial itu berharap masa tanggap darurat 14 hari dapat selesai dan segala persoalan terkait pengungsian salah satunya tempat hunian sementara dapat segera terealisasikan  mengingat masih terdapat beberapa lokasi dengan kategori rawan bencana dan berisiko tinggi agar sementara tidak ditempati lagi. (ANTARA)

Load More