Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 03 Desember 2021 | 16:31 WIB
Ilustrasi umrah. Jemaah Indonesia belum bisa umrah. [Saudi Ministry of Hajj and Umra / AFP]

SuaraLampung.id - Arab Saudi sudah membuka pintu bagi jemaah Indonesia yang mau melakukan ibadah umrah atau haji. Namun sejauh ini masih terdapat kendala bagi jemaah umrah asal Indonesia. 

Kendala yang dihadapi calon jemaah umrah yaitu belum terbacanya visa elektronik (e-visa) oleh sistem yang dikembangkan Arab Saudi  

Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah Eko Hartono mengatakan e-visa ini walaupun sudah dibuka oleh Arab Saudi, tapi belum bisa diakses travel di Indonesia. 

"Teman-teman di travel belum bisa meregistrasi jamaahnya pada saat mereka memilih vaksin," ujar Eko saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Jumat (3/12/2021) dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Jokowi: Pandemi Memberikan Peluang untuk Melompat Naik

Sebelumnya, Pemerintah Arab Saudi mengembangkan aplikasi Tawakalna, serupa seperti PeduliLindungi di Indonesia.

Dalam aplikasi Tawakalna ini belum bisa membaca vaksin dari China seperti Sinovac maupun Sinopharm, baru empat jenis vaksin saja yang diakui Arab Saudi; Moderna, AstraZeneca, Pfizer, dan Jhonson and Jhonson.

Begitu pula saat akan melakukan registrasi e-visa. E-visa umrah belum terintegrasi dengan data-data yang ada di PeduliLindungi terutama pada pembacaan sertifikat vaksin. E-visa ini menjadi salah satu syarat wajib untuk bisa melaksanakan ibadah umrah.

"Karena tanpa e-visa mereka ga bisa umrah," ujar Eko.

Eko menjelaskan beberapa hari lalu otoritas kesehatan Indonesia dan Arab Saudi sudah melakukan pertemuan untuk melakukan integrasi aplikasi Tawakalna dan PeduliLindungi agar nantinya bisa menerbitkan e-visa umrah.

Baca Juga: Imbas Kebakaran Gedung Cyber, Satu Broker Saham Belum Bisa Transaksi Perdagangan

Ia berharap dalam waktu dekat sudah ada kabar baik, sehingga calon jamaah umrah Indonesia bisa segera terbang ke Arab Saudi.

Apalagi Pemerintah Arab Saudi sudah memberikan relaksasi bagi jamaah umrah yang mendapat vaksin Sinovac/Sinopharm boleh masuk ke Tanah Suci, asalkan menjalani karantina tiga hari.

"Kedua belah pihak sedang bekerja keras, tapi sepertinya belum connect (terintegrasi) juga. Mudah-mudahan bisa, karena tanpa e-visa mereka enggak bisa umrah. Nah ini harus dicari solusinya," kata dia. (ANTARA)

Load More