Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 30 Oktober 2021 | 13:52 WIB
Masjid Taqwa Kota Metro, Lampung. [ISTIMEWA]

SuaraLampung.id - Menara Masjid Taqwa Kota Metro didirikan bersamaan dengan bangunan masjid pada 21 Juli 1967. Masjid Taqwa Metro tepat berada di jantung kota.

Di sekitaran Masjid Taqwa Metro terdapat pusat pemerintahan (kantor walikota); ada alun-alun atau lapangan merdeka; ada kantor pos dan kantor polisi; ada pusat perbelanjaan atau pasar; ada rumah dinas walikota dan wakilnya; dan ada beberapa pohon beringin besar.

Rancang bangun pembangunan Menara Masjid Taqwa Metro telah direncanakan sejak masa kolonisasi.

Dalam rancang bangun Metro sebagai pusat daerah Kolonisasi Sukadana, masjid mendapatkan perhatian dari pemerintah Hindia Belanda.

Baca Juga: Polda Lampung Gelar Festival Mural 2021, Angkat Tema Vaksinasi COVID-19

Ini terungkap melalui denah bangunan yang telah digambar oleh Pemerintah Hindia Belanda berkaitan dengan akan dibangunnya pusat daerah Kolonisasi Sukadana.

Adapun lokasi yang disediakan untuk pembangunan masjid berada dalam satu kawasan atau satu komplek dengan lokasi rumah inspektur dan calon inspektur, dokter pemerintah, rumah sakit pemerintah, Kantor Administrasi Nasional dan Kantor Pengelolaan Air, sekolahan, pembangunan barak, pusat pertokoan (pasar), penggadaian, kantor pos dan kantor Volkscredietbank, (De Indische Mercuur, 1939, 165; Algemeen Handelsblad Van Woensdag, 1939, 9).

Keberadaan masjid menjadi penanda penting dari pusat aktivitas pemerintahan sekaligus sebagai salah satu komponen dari pola tata ruang pusat kota Jawa yang menganut konsep catur gatra tunggal, dimana unsur politik saling berasosiasi dengan ketiga unsur lain (ekonomi, sosial, dan religius) sebagai bagian penting dari pusat kota.

Masjid tertua yang ada di Kota Metro ini memiliki nilai-nilai sejarah dan keunikan-keunikan tersendiri bila dibandingkan dengan masjid-masjid lain yang ada di kota setempat.

Menurut Buya Zakaria Ahmad (wawancara, 2021), Masjid Taqwa Metro dibangun dengan sistem swadaya murni dari masyarakat. Menurut cerita orang-orang tua kami, masyarakat ikhlas tanpa pamrih, guyup rukun bergotong royong membangun masjid. Ada yang punya kayu, nyumbang kayu; ada yang punya batu bata, nyumbang batu bata dan lain-lain.

Baca Juga: Transaksi Lampung Craft 2021 Capai Rp 1,3 Miliar

Bayangkan, masjid sebesar itu, hanya dibangun dalam kurun waktu dua tahun saja di tahun 1967. Kira-kira 21 Juli 1967 masjid itu mulai dibangun dan dinyatakan selesai sekitar 23 Mei 1969, yang langsung diresmikan oleh Menteri Agama saat itu, yakni KH. A. Dahlan.

Load More