SuaraLampung.id - Keberadaan perusahaan pengepul singkong di kawasan Hutan Lindung Gunung Balak, Lampung Timur, menjadi tanda tanya. Sesuai aturan, tidak boleh mendirikan perusahaan di tengah kawasan hutan lindung.
Keberadaan perusahaan pengepul singkong di hutan lindung Gunung Balak, Lampung Timur, bukan tidak diketahui oleh pihak pemerintah dalam hal ini Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE).
Kasi KSDAE Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung Gunung Balak, sudah melayangkan surat teguran terkait berdirinya perusahaan singkong di dalam kawasan hutan Lindung, Kabupaten Lampung Timur.
Pantauan Suaralampung.id, Senin (26/10/2021) sore, suasana perusahaan pengepul lapak singkong di Hutan Lindung, Gunung Balak, Lampung Timur, tampak sepi.
Baca Juga: BKSDA-KPC-COP Lepasliarkan Satu Orangutan ke Hutan Lindung Sungai Lesan
Hanya tampak beberapa pekerja duduk pada pintu masuk lapak tersebut. Dua mobil truk sedang mengangkut singkong afkir yang dinilai tidak layak kirim ke salah satu perusahaan di Jakarta.
Hari itu perusahaan tersebut tidak produksi. Dalam satu pekan, perusahaan mengirim singkong ke Jakarta hanya tiga kali.
"Ya singkong yang kami kirim ke Jakarta sudah dalam kondisi dikupas karena menjadi bahan makanan ringan oleh perusahaan," kata salah seorang pria yang sedang duduk bersama rekannya di dalam lokasi lapak tersebut, Senin (26/10/2021) sore.
Sumbang Kontribusi PAD Desa
Perusahaan pengepul lapak singkong yang ada di wilayah Hutan Lindung Gunung Balak, milik salah satu warga Desa Bandaragung, Kecamatan Bandar Sribhawono, berinisial K.
Baca Juga: Sejarah Pembentukan Pemerintah Darurat di Desa Rejoagung Lampung Timur
Saat ditemui, pemilik perusahaan lapak tersebut enggan dikonfirmasi lebih jauh.
"Sudah mas saya lagi sibuk jangan tanya tanya saja," kata perempuan yang diduga milik perusahaan pengepul singkong dalam kawasan itu.
Kepala Desa Bandaragung, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kamidi mengatakan perusahaan pengepul singkong milik K, merupakan pengepul dalam skala besar. Perusahaan itu sudah beroperasi di sana selama lebih dari satu tahun.
Perusahaan itu membeli singkong dari petani sekitar yang menggarap lahan di Hutan Lindung Gunung Balak. Dalam satu hari tidak kurang dari 50 ton dikirim ke perusahaan yang ada di Jakarta.
"Singkong yang dikirim itu sudah dikupas dan dimasukkan dalam plastik lalu dibawa dengan menggunakan transportasi mobil jenis tronton yang dilengkapi mesin pendingin, karena singkong tersebut dijadikan bahan makanan seperti keripik oleh perusahaan," kata Kamidi.
Pemilik perusahaan juga memberikan kontribusi Rp 500 ribu per bulan untuk desa. "Pak K ini juga menyumbang PAD untuk kami sebesar Rp 500 ribu per bulan nya. Tentu dengan berdirinya lapak tersebut membantu kontribusi desa," tutup Kepala Desa Bandaragung, Kamidi.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Cerita Pemain Keturunan Indonesia Tristan Gooijer Tiba di Bali: Saya Gak Ngapa-ngapain
- Review dan Harga Skincare GEUT Milik Dokter Tompi: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- 5 Motor Matic Bekas Murah: Tampang ala Vespa, Harga Mulai Rp3 Jutaan
- Harley-Davidson Siapkan Motor yang Lebih Murah dari Nmax
- Simon Tahamata Dihujat Pendukung RMS: Ia Berpaling Demi Uang!
Pilihan
-
Shayne Pattynama Tulis Prediksi Skor Timnas Lawan China di Sandal
-
7 Rekomendasi HP Kamera 108 MP Terbaik 2025: Layar AMOLED, Harga Rp2 Jutaan
-
Manchester United Hancur Lebur: Gagal Total, Kehabisan Uang, Pemain Buangan Bersinar
-
Srikandi di Bali Melesat Menuju Generasi Next Level Dengan IM3 Platinum
-
30 Juta Euro yang Bikin MU Nyesel! Scott McTominay Kini Legenda Napoli
Terkini
-
BRI Berperan Aktif Ikut Cetak Generasi Tangguh, Lewat Sponsorship GFL Series 3
-
Buruan Klaim 3 Amplop DANA Kaget Hari Ini Senilai Ratusan Ribu Rupiah
-
Daftar Link DANA Kaget Aktif, Begini Cara Klaim Saldo Gratis yang Aman dari Penipuan!
-
Ekspor Ambruk, Ekonomi Lokal Jadi Benteng Utama Dunia Usaha
-
Dompet Digitalmu Kosong? Coba Cek 5 Link DANA Kaget Hari Ini