Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Selasa, 19 Oktober 2021 | 07:10 WIB
Ilustrasi Deretan alutsista TNI terparkir di depan Istana Merdeka, Jakarta, Senin (4/10/2021). Pemilihan Panglima TNI saat ini mengarah ke konflik internal matra. [Suara.com/Angga Budhiyanto]

Ia mengutarakan bahwa situasi pemilihan Panglima TNI kali ini juga mengarah pada konflik internal matra, terjadi dukung-mendukung yang tidak sehat.

Ini sebagai bentuk politisasi jabatan Panglima TNI yang dijadikan batu pijakan untuk Pilpres 2024.

"Memang jabatan Panglima TNI strategis karena setelah purna rata-rata memiliki daya tawar politik sehingga dilirik oleh publik dan kekuatan politik," kata Arif menegaskan.

Ditekankan pula bahwa dukung-mendukung semacam itu tidak boleh ganggu soliditas TNI. Hal ini mesti didorong agar makin profesional.

Baca Juga: Direktur ISRC: Perang Narasi yang Vulgar Soal Calon Panglima TNI Ancam Soliditas Internal

Ia menegaskan bahwa kursi Panglima TNI adalah kursi penting dalam politik Indonesia. Kursi tersebut bisa membuka karier seseorang di dunia politik nasional.

"Jabatan Panglima TNI jelas seksi karena bisa menjadi gerbang untuk kekuasaan," ujarnya.

Kursi Panglima TNI adalah jabatan tertinggi di TNI. Jabatan itu akan menjadi sorotan publik dan masuk dalam lingkaran elite kekuasaan. Hal tersebut, kata Arif, terbukti dengan sejumlah mantan Panglima TNI yang hidup di kekuasaan, seperti Wiranto hingga Moeldoko.

Arif pun mengaku kans untuk para mantan panglima menduduki jabatan seksi di pemerintahan tinggi, bahkan bisa menjadi kandidat capres/cawapres hingga membuat "kereta sendiri" dengan membentuk partai politik.

Diketahui bahwa Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto akan pensiun pada bulan November 2021.

Baca Juga: Dikira Nyogok, Rachel Vennya Klarifikasi Soal Anaknya Bisa Naik Pesawat

Dua nama yang santer menjadi kandidat Panglima TNI selanjutnya adalah Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono. (ANTARA)

Load More