SuaraLampung.id - Siapa sosok Panglima TNI pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto masih misteri. Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga kini belum juga mengajukan nama calon Panglima TNI ke DPR RI.
Belum adanya nama calon Panglima TNI pilihan Presiden Jokowi ditengarai kental nuansa politik.
Direktur Indo Strategi Research and Consulting Arif Nurul Imam menyatakan intrik politik telah masuk ke institusi TNI dalam pemilihan panglima.
"Jabatan Panglima TNI memang tidak lepas dari variabel politik. Meski kita sadar, TNI adalah institusi yang dilarang untuk berpolitik praktis," kata Arif dalam keterangan tertulis Jakarta, Senin (18/10/2021) dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Direktur ISRC: Perang Narasi yang Vulgar Soal Calon Panglima TNI Ancam Soliditas Internal
Arif menyatakan yang berhak mengangkat Panglima TNI adalah pejabat yang lahir dari proses politik, yakni Presiden. Oleh karena itu, pemilihan Panglima TNI muncul dukung-mendukung, termasuk dari DPR.
Meski demikian, Arif menilai proses tersebut masih dalam situasi terkendali.
Menurut dia, saat ini telah terjadi perang narasi yang sangat keras dan vulgar. Situasi itu jelas tidak menguntungkan bagi TNI.
Selain bisa mengancam soliditas internal, di sisi lain bisa memicu terjadinya disintegrasi bangsa.
"Yang perlu dijaga adalah menjaga soliditas internal TNI. Setelah terpilih, TNI harus satu komando, siapa pun Panglima TNI-nya," kata Arif.
Baca Juga: Dikira Nyogok, Rachel Vennya Klarifikasi Soal Anaknya Bisa Naik Pesawat
Pekerjaan rumah bagi Panglima TNI yang baru, kata dia, dengan membuktikan rekam jejak dan karakter kepemimpinan masa lalu.
Ia mengutarakan bahwa situasi pemilihan Panglima TNI kali ini juga mengarah pada konflik internal matra, terjadi dukung-mendukung yang tidak sehat.
Ini sebagai bentuk politisasi jabatan Panglima TNI yang dijadikan batu pijakan untuk Pilpres 2024.
"Memang jabatan Panglima TNI strategis karena setelah purna rata-rata memiliki daya tawar politik sehingga dilirik oleh publik dan kekuatan politik," kata Arif menegaskan.
Ditekankan pula bahwa dukung-mendukung semacam itu tidak boleh ganggu soliditas TNI. Hal ini mesti didorong agar makin profesional.
Ia menegaskan bahwa kursi Panglima TNI adalah kursi penting dalam politik Indonesia. Kursi tersebut bisa membuka karier seseorang di dunia politik nasional.
- 1
- 2
Berita Terkait
Tag
Terpopuler
- Selamat Datang Penyerang Keturunan Rp 15,6 Miliar untuk Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- Keanehan Naturalisasi Facundo Garces ke Malaysia, Keturunan Malaysia dari Mana?
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
Pilihan
-
7 Rekomendasi HP Murah dari Merek Underrated: RAM hingga 12 GB, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
9 Mobil Bekas Tahun Muda di Bawah Rp100 Juta: Nyaman, Siap Angkut Banyak Keluarga
-
5 Mobil Bekas buat Touring: Nyaman Dalam Kabin Lapang, Tangguh Bawa Banyak Orang
-
6 Skincare Aman untuk Anak Sekolahan, Harga Mulai Rp2 Ribuan Bikin Cantik Menawan
-
5 Rekomendasi Mobil Kabin Luas Muat 10 Orang, Cocok buat Liburan Keluarga Besar
Terkini
-
Waspada Jebakan Saldo Gratis, Ini 4 Link DANA Kaget Terbaru dan Cara Aman Hindari Penipuan!
-
Cek Nomor HP Kamu! Ambil Saldo Gratis Lewat 6 Link DANA Kaget Aktif 4 Juni 2025
-
Kematian Pratama Wijaya Kusuma, Dugaan Kekerasan di Balik Diksar Mahapel Unila
-
4 Link DANA Kaget Terbaru 2 Juni 2025, Buruan Ambil Saldo Gratis Lewat Nomor HP Kamu!
-
BRInita, Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan yang Fokus pada 3 Pilar Utama