Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 15 Oktober 2021 | 08:10 WIB
Hasan Mashadi penjaga hutan Rawa Kidang Taman Nasional Way Kambas (TNWK). [Suaralampung.id/Santo]

Momen inilah yang dimanfaatkan para pemburu liar dengan menembak menjangan yang datang ke Rawa Kidang untuk makan. 

Awalnya Hasan Mashadi dan rekan-rekannya yang dicurigai sebagai pelaku pembakar hutan di Rawa Kidang.

"Dulu sebelum 2019, setiap tahun lokasi Rawa Kidang ini selalu terbakar. Saya dan rekan-rekan selalu menjadi kambing hitam, dicurigai sebagai pelaku pembakar hutan," kata Mashadi.

Tahun 2019 ada penawaran program dari Taman Nasional Way Kambas (TNWK) melestarikan kembali areal Rawa kidang.

Baca Juga: Nelayan Hilang di Perairan Labuhan Maringgai Ditemukan Tewas

Guna menepis tudingan itu, Hasan Mashadi dan rekan-rekannya menerima tawaran itu dan mengajukan pembentukan KTH Rahayu Jaya untuk menjaga kelestarian Rawa Kidang. 

Di awal tugas sebagai penjaga Rawa Kidang, Mashadi mengatakan, mereka rela bekerja tanpa upah. Ini mereka lakukan demi membuktikan bahwa mereka bukanlah pembakar hutan.  

Mashadi mengakui areal Rawa Kidang hutan Way Kambas merupakan surga bagi pelaku pemburu. Ini karena di Rawa Kidang banyak ditemui binatang seperti kijang, menjangan dan sejenisnya.

Apalagi kata Mashadi akses menuju Rawa Kidang sangat mudah karena bergandengan langsung dengan perkampungan.

Sejak tahun 2020, dilakukan rehabilitasi di Rawa Kidang dengan target 50 hektare. Namun yang baru terealisasi 20 hektare.

Baca Juga: Pencarian Nelayan Hilang di Perairan Labuhan Maringgai Dihentikan

Kata Rusdianto,rehabilitasi dilakukan karena Rawa Kidang mengalami kerusakan parah akibat kebakaran yang terjadi setiap tahun.

Pada program rehabilitasi ini, dilakukan penanaman pakan badak berupa 61 jenis tumbuhan. Demi menjaga kelestarian Rawa Kidang, ditugaskan anggota KTH Rahayu untuk menjaga selama 24 jam. 

Sejak dilakukan penjagaan selama 24 jam, Rawa Kidang tidak lagi mengalami kebakaran.

"Harapannya selain memulihkan kondisi hutan juga sebagai lumbung atau pencanangan pakan badak," kata Rusdianto.

Kontributor: Santo

Load More