SuaraLampung.id - Puluhan jenis pohon yang menjadi pakan Badak menghampar luas di lokasi Seksi III, Resort Margahayu, Rawa Kidang, hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK), Lampung Timur.
Di tengah hamparan pakan badak di lahan seluas 50 hektare di TNWK Lampung Timur, berdiri kokoh rumah panggung terbuat dari kayu.
Pria berperawakan kurus, menghampiri satu pohon ke pohon lainnya, Rabu (13/10/2021) sore. Sesaat pria tersebut berhenti di samping pohon ara lebar.
Matanya memandang fokus pada sela-sela ranting. Kedua tangannya mengelupas lapisan plastik yang menutupi bongkahan tanah sebesar kepalan orang dewasa.
"Ini lagi ngontrol cangkokan untuk memperbanyak tanaman," kata pria bernama Hasan Mashadi. Sejenak pria 43 tahun itu menghentikan aktivitasnya, lalu berjalan menuju rumah panggung.
"Ini kantor sekaligus pos jaga kami" ucap Mashadi sembari menawari untuk duduk di kursi kayu. Rumah panggung itu adalah Sekretariat Kelompok Tani Hutan (KTH) Rahayu Jaya sementara Hasan Mashadi adalah pimpinannya.
KTH Rahayu Jaya dipercaya mengelola tanaman dan menjaga Rawa Kidang selama 24 jam. Upah yang didapat anggota KTH Rp 125 ribu per hari. Kata Mashadi dari 44 anggota, dibagi tiga shif atau 15 orang yang menjaga restorasi selama 24 jam.
"Dari honor Rp 125 ribu tersebut, Rp 25 ribu untuk logistik bahan makanan dan Rp 10 ribu untuk kas operasional kelompok, terus Rp 90 ribu untuk anggota pribadi," kata Mashadi.
Penyuluh kehutanan TNWK Rusdiyanto, menceritakan terbentuknya KTH Rahayu Jaya. Awalnya ada permohonan dari masyarakat Labuhanratu VII, yang prihatin atas seringnya terjadi kebakaran hutan di TNWK.
Baca Juga: Nelayan Hilang di Perairan Labuhan Maringgai Ditemukan Tewas
Warga menanyakan bagaimana caranya agar kebakaran hutan di TNWK bisa dihilangkan. Disarankanlah warga untuk membuat surat permohonan membuat kelompok tani hutan ke Balai TNWK.
Terbentuklah KTH Rahayu Jaya yang anggotanya berasal dari warga Desa Labuhanratu VII, yang merupakan desa penyangga.
"Setelah terbentuk kelompok, saya mendampingi mereka terkait dengan rehabilitasi hutan wilayah Rawa Kidang," kata Rusdianto.
Hasan Mashadi, pria yang tinggal di Desa Labuhanratu VII, Kecamatan Labuhanratu, Lampung Timur, dipercaya sebagai Ketua KTH Rahayu Jaya.
Kata Hasan Mashadi, sebelum tahun 209, Rawa Kidang selalu terbakar. Pelaku pembakaran hutan diduga kuat adalah pemburu liar di kawasan TNWK.
Para pemburu liar membakar hutan di Rawa Kidang agar bisa tumbuh ilalang muda di sana. Setelah ilalang muncul, rusa atau menjangan akan datang untuk memakannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 10 Sunscreen untuk Flek Hitam Terlaris di Shopee yang Bisa Kamu Coba
- Lebih Murah dari Innova Zenix: 5 Mobil 7 Seater Kabin Lega Cocok untuk Liburan Keluarga Akhir Tahun
- Penyerang Klub Belanda Siap Susul Miliano Bela Timnas Indonesia: Ibu Senang Tiap Pulang ke Depok
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 26 Oktober: Raih 18.500 Gems dan Pemain 111-113
- 7 Mobil 8 Seater Termurah untuk Keluarga, MPV hingga SUV Super Nyaman
Pilihan
-
4 HP Memori 256 GB Paling Murah, Cocok untuk Gamer yang Ingin Install Banyak Game
-
Disebut Menteri Berbahaya, Menkeu Purbaya Langsung Skakmat Hasan Nasbi
-
Hasan Nasbi Sebut Menkeu Purbaya Berbahaya, Bisa Lemahkan Pemerintah
-
5 Fakta Kemenangan 2-1 Real Madrid Atas Barcelona: 16 Gol Kylian Mbappe
-
Harga Emas Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Sentuh Rp 2,4 Juta di Pegadaian, Antam Nihil!
Terkini
-
Geger Penembakan di Polsek Labuhan Maringgai, Fakta Sebenarnya Bikin Kaget
-
Gebuk Persijap 2-0, Bhayangkara FC Meroket di BRI Super League
-
Kasus Siswi SMPN 13 Bandar Lampung Putus Sekolah: Menteri PPPA Turun Tangan
-
Oknum Polisi Terlibat Narkoba di Way Kanan, Kapolres Ambil Sikap Tegas
-
Penyelundupan Elang Langka Digagalkan di Pelabuhan Bakauheni