SuaraLampung.id - Fauzi Asmani (28), hilang di perairan Labuhan Maringgai, Lampung Timur, Senin (4/10/2021). Hingga kini Rabu (6/10/2021) nasib Fauzi belum jelas. Tim SAR Gabungan masih mencari keberadaan Fauzi.
Air mata tak henti membasahi pipi Rianti. Matanya sembap menandakan tangisan yang tak kunjung tandas. Duduk bersimpuh di ruang tamu, wanita 22 tahun ini gamang menanti kabar nasib sang suami, Fauzi.
"Dari kemarin anak saya Rianti, nangis terus, bahkan pertama mendapat kabar sempat pingsan. Sampai sekarang kami keluarga besar terus menunggu informasi anak menantu saya," kata Suminah, ibu Rianti, Rabu (6/10/2021).
Rianti, Suminah dan keluarga masih menunggu kabar Fauzi yang hilang di perairan Labuhan Maringgai, Lampung Timur.
Sementara Fajri Khoirul Niam, bocah laki laki usia 4,5 tahun terlihat asik bermain bersama rekan sebayanya. Ia belum memahami apa yang telah terjadi kepada ayahnya.
Para tetangga terlihat berdatangan ke rumah berdinding bata merah di di Dusun Margo Agung, Desa Kariyatani, Kecamatan Labuhan Maringgai, Lampung Timur.
Sekadar duduk-duduk di kursi plastik di bawah terpal biru ukuran 6x6 meter, tetangga mencoba menghibur Rianti sekeluarga yang sedang menanti kejelasan nasib Fauzi.
Suminah, mengatakan Fauzi sebenarnya tidak memiliki pekerjaan tetap. Sehari-hari Fauzi kerja serabutan.
"Pekerjaannya itu serabutan hanya mengharap upah sekedarnya. Kalau di darat tidak ada kerjaan. Fauzi itu ikut nelayan, mengharap upahan sebagai buruh nelayan, sehari tidak lebih Rp 100 ribu," kata perempuan 45 tahun itu.
Baca Juga: Nelayan Hilang di Perairan Labuhan Maringgai Lampung Timur Belum Ditemukan
Pada Senin (4/10/2021), Fauzi diajak mencari ikan di laut. Bersama empat rekannya, Fauzi menuju perahu yang bersandar di sungai. Mereka mempersiapkan alat tangkap jenis jaring untuk mencari ikan.
Pukul 06.00, Fauzi dan empat temannya berangkat menyusuri sungai menuju laut menaiki kapal 4 GT. Miswanto, rekan korban satu perahu, mengatakan pada pukul 07.00 mereka melakukan penangkapan pertama menggunakan jaring payang.
"Jam 6 pagi kami berangkat, jam 7 kami melakukan penangkapan pertama dengan menggunakan jaring payang, pukul 8 tebaran kedua, dan tebaran ketiga pukul 9 pagi awal peristiwa nahas terjadi," cerita Miswanto.
Ketika jaring ketiga ditebar, menurut Miswanto, mesin kapal tiba-tiba mati. Fauzi berupaya menghidupkan mesin kapal.
Ketika pria anak satu itu memutar mesin dengan besi pemutar (engkol), besinya terpental. Menghindari besi yang terpental, Fauzi reflek menceburkan diri ke laut.
"Sebenarnya Fauzi itu tidak bisa berenang, tapi karena reflek tercebur ke dalam laut. Hanya hitungan detik Fauzi tenggelam," kata Miswanto.
Berita Terkait
Terpopuler
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- 5 Pemain Timnas Indonesia yang Bakal Tampil di Kasta Tertinggi Eropa Musim 2025/2026
- Brandon Scheunemann Jadi Pemain Paling Unik di Timnas Indonesia U-23, Masa Depan Timnas Senior
- Siapa Sebenarnya 'Thomas Alva Edi Sound Horeg', Begadang Seminggu Demi Bass Menggelegar
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP Murah Samsung dengan Fitur USB OTG, Multifungsi Tak Harus Mahal
-
Bukalapak Merana? Tutup Bisnis E-commerce dan Kini Defisit Rp9,7 Triliun
-
Investasi Kripto Makin Seksi: PPN Aset Kripto Resmi Dihapus Mulai 1 Agustus!
-
9 Negara Siaga Tsunami Pasca Gempa Terbesar Keenam Sepanjang Sejarah
-
Bantah Sengaja Pasang 'Ranjau' untuk Robi Darwis, Ini Dalih Pelatih Kim Sang-sik
Terkini
-
Banjir Landa Tanggamus! 18 Desa Terdampak
-
Terungkap Penyebab 14 Ribu Hektare Lahan di Lampung Tak Bersertifikat
-
Rekomendasi 6 Popok Bayi Paling Nyaman, Si Kecil Anti Rewel dan Bebas Ruam!
-
Ukur Ulang Lahan SGC? Ini Penjelasan Menteri ATR/BPN
-
Target Menteri ATR/BPN: 25 Ribu Tanah Wakaf di Lampung Harus Bersertifikat dalam 3 Tahun