Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 20 Agustus 2021 | 18:15 WIB
Ilustrasi Mia Khalifa. Mia Khalifa kecam Presiden Ashraf Gani yang kabur saat Taliban berkuasa di Afghanistan. [Instagram]

SuaraLampung.id - Mantan bintang film dewasa Mia Khalifa angkat bicara mengenai kemenangan Taliban di Afghanistan

Mia Khalifa mengecam Presiden Afghanistan Ashraf Gani yang melarikan diri setelah Taliban menguasai Kota Kabul. 

Mia Khalifa meminta semua negara menolak menampung Presiden Ashraf Gani yang kabur di saat Taliban sudah berkuasa. 

“Dan ke mana dia pergi? Negara mana pun yang dia masuki harus melarang dia mencari perlindungan dan meninggalkan warganya di tangan Taliban,” tulisnya disadur dari Toronto Sun.

Baca Juga: Batik Air Tegaskan Tak Terbang Evakuasi WNI di Afghanistan

Mia Khalifa juga menuding keterlibatan badan intelijen Amerika Serikat (AS) CIA di balik kemenangan Taliban di Afghanistan. 

Menyadur dari Toronto Sun, pada Rabu (18/8/2021), perempuan berusia 28 tahun ini menyatakan hal tersebut dalam unggahannya di media sosial Instagram miliknya.

Mia Khalifa (instagram.com/miakhalifa)

“(Ini) saat yang tepat untuk mengingatkan semua orang bahwa CIA Amerika adalah orang yang pertama kali menciptakan dan mendanai Taliban.”

Dalam unggahan tersebut, Mia Khalifa juga mengingatkan kembali awal mula keterlibatan badan intelijen AS tersebut yang menciptakan dan mendanai Taliban.

Pemerintah AS sendiri disebut-sebut memasok uang dan senjata kepada Mujahidin Afghanistan yang memerangi Soviet saat Perang Dingin sebelum Perang Saudara Afghanistan pecah pada 1979.

Baca Juga: Kejamnya Taliban, Tentara Inggris Beri Kesaksian Ibu-ibu Rela Memanjat Tembok Berduri

Dalam unggahan tersebut, dia mengaku takut dengan peristiwa yang terjadi di negara Asia Tengah tersebut.

Masa lalu Mia Khalifa yang lahir di Lebanon dan bersama keluarganya merupakan pelarian yang memilih ke AS sebagai tempat tujuan. Hal itu dilakukan lantaran terjadinya konflik sektarian yang terus menerus di negara tersebut.

Khalifa juga mengecam negaranya sendiri, Lebanon. Dia mengemukakan, karenanya AS menarik pasukan dan membuat Orang Afghanistan rentan terhadap keinginan kediktatoran brutal.

Bahkan, dia menyebutnya sebagai Monster yang Diciptakan AS.

Pun dia juga menuliskan persoalan yang akan dihadapi kaum perempuan di Afghanistan saat Taliban kembali berkuasa di negeri tersebut.

“Anda tahu apa yang akan terjadi sekarang? Taliban mengambil alih lagi, itu akan kembali ke Hukum Syariah, wanita tidak akan dapat mencari pendidikan, mereka tidak akan dapat meninggalkan rumah tanpa pengawalan oleh seorang pria, mereka tidak akan dapat menyangkal atau menolak pernikahan apa pun proposal, mereka akan kehilangan semua otonomi tubuh yang mereka miliki sekarang.”

Load More