SuaraLampung.id - Desa Rejoagung, Kecamatan Batanghari, Kabupaten Lampung Timur, menyimpan sejarah tentang kemerdekaan RI.
Desa Rejoagung, Lampung Timur, dikenal dengan sebutan Bedeng 49. Letaknya tidak jauh dari Kota Metro.
Di masa Agresi Militer Belanda II, warga Desa Rejoagung, Lampung Timur, turut berperang melawan penjajah.
Pertempuran warga Desa Rejoagung, Lampung Timur ini diabadikan dalam lukisan yang berada di Museum Desa Rejoagung.
Letak Museum Desa Rejoagung berada di pusat desa atau tepatnya di sekitar alun-alun/lapangan Desa Rejoagung. Letak museum berada satu tempat dengan Tugu Pos Komando Tentara Revolusi Tahun 1948-1949, yang lebih awal dibangun.
Pemilihan lokasi museum di sekitar lapangan desa dengan alasan tempat itu sebagai tempat yang mudah dijangkau dan dapat menampung jumlah massa yang besar.
Pada masa terjadinya Agresi Militer Belanda II, wilayah Desa Rejoagung termasuk dalam pemerintahan Lampung Tengah yang berpusat di Metro.
Mengutip buku Sejarah Revolusi Fisik di Provinsi Lampung bahwa pada masa revolusi fisik, Lampung Tengah merupakan daerah pertahanan di bawah Komado Front Utara yang berpusat di Kotabumi.
Saat itu beberapa daerah di Lampung Tengah turut menjadi incaran Belanda karena mempunyai nilai strategis.
Baca Juga: Penulisan Hari Kemerdekaan 17 Agustus Yang Benar dan Salah
Salah satunya adalah daerah di sekitar Kawedanan Metro. Setelah berhasil menguasai Tanjungkarang, Belanda kemudian berusaha menguasai Metro.
Belanda kembali memasuki wilayah Lampung melalui Pelabuhan Panjang pada 1 Januari 1949.
Mendengar kabar kedatangan Belanda ini, tokoh-tokoh di Kawedanan Metro melakukan konsolidasi guna membendung laju pergerakan pasukan Belanda di wilayah Kawedanaan Metro.
Para tokoh itu mengadakan rapat di sekitar komplek Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan kota Metro kini, pada tanggal 1 Januari 1949.
Rapat itu terlaksana tidak terlepas dari ide Raden Soekarso, ia merupakan Kepala Jawatan Pekerjaan Umum (PU) Metro. Sumber lain menyebutkan bahwa rapat terjadi atas usulan dari Wedana Metro, Idris Reksoatmodjo.
R. Soedarsono dalam artikelnya yang berjudul Sejarah Singkat Makam Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia R. Soekarso, menjelaskan dalam rapat itu berkumpulah para pemimpin di Kawedanaan Metro, ada pimpinan pemerintahan, pimpinan tentara, pimpinan berbagai partai politik, pimpinan laskar rakyat serta badan-badan perjuangan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 6 Oktober 2025, Banjir Ribuan Gems dan Kesempatan Klaim Ballon d'Or
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga Mulai Rp6 Jutaan, Ramah Lingkungan dan Aman Digunakan saat Hujan
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
-
Panjatkan Doa Khusus Menghadap Kabah, Gus Miftah Berharap Timnas Indonesia Lolos Piala Dunia
Terkini
-
Dishub Loyo Urus Retribusi Parkir, PAD Bandar Lampung Terancam Amblas
-
Dana Transfer Daerah Dipangkas Rp300 Miliar: Pemkot Bandar Lampung Klaim Aman
-
Motor Raib, Ontel Nyangkut, CCTV Ungkap Aksi Pencurian di Metro Barat
-
Video Mengerikan Manusia Dimangsa Harimau Viral, Balai Besar TNBBS Ungkap Fakta Sebenarnya
-
Pelaku Begal Sadis di Penawartama Diciduk, Motor Pelajar Berhasil Diselamatkan