SuaraLampung.id - Kolang-kaling adalah pengananan khas ramadan. Makanan kolang-kaling selalu ramai dijual ketika sudah masuk bulan puasa ramadan.
Karena itu setiap jelang ramadan, permintaan akan kolang-kaling meningkat. Seperti yang dialami warga Pekon Sukapura, Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat.
Aktivitas warga Pekon Sukapura, Sumberjaya, Lampung Barat, meningkat dalam mengupas buah aren. Buah aren adalah bahan membuat kolang-kaling.
Menurut Supri, warga Pekon Sukapura, Kecamatan Sumberjaya, Lampung Barat, permintaannya makin tinggi menjelang puasa Ramadan.
Baca Juga: Jelang Ramadan, Catat 4 Kreasi Minuman Manis dan Segar Untuk Berbuka Puasa
Pengupasannya berlangsung sebelum puasa hingga akhir puasa. Buah ini berasal dari pohon aren di sekitar pemukiman warga yang dibeli dari pemilik pohon aren seharga Rp10 ribu per manggar.
Proses pengolahan kolang-kaling setelah diambil dari batang pohon aren dengan cara direbus selama dua jam agar mudah untuk dicongkel.
"Pengupasan kolang-kaling ini dilakukan warga sini. Biasanya ibu-ibu dan anak-anak ikut mencongkel kolang-kaling sambil ngabuburit nunggu berbuka puasa dan mendapat uang dari mencongkel kolang kaling," kata Supri, Sabtu (10/4/2021) dilansir dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.
Dalam sehari, Supri menghasilkan 1-2 kwintal kolang-kaling. Dia menjualnya Rp10 ribu/kg. Dijual ke pasar atau keliling warung-warung kecil. Kolang-kaling ini biasa dipakai campuran untuk es buah, kolak, dan manisan.
Olahan tanaman dari keluarga palma yang berasal dari Lampung Barat yakni coconut jelly sebagai minuman berbuka puasa. Coconut jelly ini hasil kreasi Aji Pangestu, warga Pemangku Cipta Cari RT 001/RW 003, Pekon Tugu Mulya, Kecamatan Kebun Tebu, Kabupaten Lampung barat.
Baca Juga: Sambut Ramadan, Ecommerce Ini Tebar Promo Selama 1 Bulan
Penganan ini terbuat dari buah kelapa dan dipadukan dengan buah-buahan lain di dalamnya. "Sebentar lagi sudah dekat dengan bulan Ramadan. Saya berinisiatif berjualan makanan sekaligus minuman dari bahan baku kelapa," ujar Aji Pangestu.
Dia memulai bisnis ini sejak awal April lalu bersama sejumlah kerabat dan keluarga. Dengan modal awal Rp132 ribu, dia bisa menghasilkan mulai Rp100 ribu hingga Rp300 ribu.
Proses pembuatan membutuhkan waktu 15-25 menit. Biasanya dijual untuk wilayah sekitar Sumberjaya, Fajar Bulan, Kebun Tebu, dan Air Hitam. Harganya Rp10 ribu hingga Rp25 ribu per bungkus.
Berita Terkait
-
Pertamina Sukses Penuhi Lonjakan Permintaan Energi saat Ramadan dan Idul Fitri
-
Bolehkah Membayar Hutang Puasa Orang Tua yang Sudah Meninggal? Ini Penjelasan Lengkapnya
-
Periode Satgas Ramadan Idulfitri 2025 Ditutup, Pengguna MyPertamina Meningkat
-
Pasokan Energi Aman dan Layanan Prima, Pertamina Sukses Laksanakan Satgas Ramadan dan Idulfitri 2025
-
Qadha Puasa Ramadan dan Puasa Syawal, Mana yang Harus Didahulukan? Ini Penjelasannya
Terpopuler
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
- Emil Audero Menyesal: Lebih Baik Ketimbang Tidak Sama Sekali
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- 5 Rekomendasi Moisturizer Indomaret, Anti Repot Cari Skincare buat Wajah Glowing
- Kata Anak Hotma Sitompul Soal Desiree Tarigan dan Bams Datang Melayat
Pilihan
-
AS Soroti Mangga Dua Jadi Lokasi Sarang Barang Bajakan, Mendag: Nanti Kita Cek!
-
Kronologi Anggota Ormas Intimidasi dan Lakukan Pemerasan Pabrik di Langkat
-
Jantung Logistik RI Kacau Balau Gara-gara Pelindo
-
Emansipasi Tanpa Harus Menyerupai Laki-Laki
-
Laga Sulit di Goodison Park: Ini Link Live Streaming Everton vs Manchester City
Terkini
-
Ribuan Warga Lampung Bersatu untuk Palestina: Babang Tamvan Serukan Boikot Produk Israel
-
Truk Pengangkut Rongsokan Hantam Pelabuhan Bakauheni: Diduga Rem Blong
-
Cuaca Buruk di Bandara Radin Inten II, Lion Air Mendarat di Palembang
-
Konflik Satwa-Manusia di Lampung Mengerikan: 9 Nyawa Melayang
-
Kades Ditandu 12 Km Demi Berobat: Realita Pesisir Barat Usai Lepas Status Daerah Tertinggal