Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Jum'at, 05 Maret 2021 | 15:12 WIB
Ilustrasi Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). SBY bukanlah ketua umum Partai Demokrat pertama. [bidik layar/suara/com]

SuaraLampung.id - Guncangan terjadi di tubuh Partai Demokrat. Kubu yang berseberangan dengan Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menggelar kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat. 

KLB Partai Demokrat rencananya dibuka Jumat (5/3/2021) hari ini di The Hill Hotel and Resort Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara.

KLB Partai Demokrat ini didukung para senior dan pendiri Partai Demokrat yang melawan kubu AHY dan Susilo Bambang Yudhoyono (AHY). 

Bicara sejarah, Partai Demokrat didirikan pada 9 September 2001. Tanggal 9 September dipilih karena bertepatan dengan hari ulang tahun SBY

Baca Juga: Viral Marzuki Alie Kepergok di Kualanamu, Adu Mulut Dengan Kader Demokrat

Ketika itu SBY bersama beberapa orang mendirikan partai yang dinamakan Partai Demokrat. Sebagai tokoh sentral di Demokrat, SBY ternyata tidak menjadi Ketua Umum di awal pendiriannya. 

Mengapa itu bisa terjadi? Penyebab SBY tidak menjadi Ketua Umum Partai Demokrat di awal terbentuknya diceritakan dalam buku biografi SBY yang berjudul "SBY Sang Demokrat" karya Usamah Hisyam dkk. 

Di buku itu diceritakan, latar belakang SBY menggagas pendirian Partai Demokrat. Juli 2001, SBY maju sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Presiden Megawati Soekarnoputri. 

Pemilihan saat itu masih memakai sistem perwakilan yaitu pemilihan berada di tangan DPR/MPR. SBY maju sebagai calon wakil presiden diusung Fraksi Kesatuan Kebangsaan Indonesia.

Namun SBY gagal. Ia tidak lolos ke putaran kedua pemilihan. Dari kekalahan itu SBY memetik pelajaran. Jika ingin meraih jabatan politik harus memiliki partai politik. 

Baca Juga: Bentrok! Kubu KLB Demokrat dan Pro AHY Saling Serang

Bagi SBY saat itu tidak mungkin maju dalam pemilihan presiden atau wapres dari partai politik yang sudah ada karena mereka telah memiliki calonnya sendiri. 

Maka bagi SBY lebih nyaman jika membuat partai sendiri. Dibentuklah Partai Demokrat. Saat itu ada tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang ingin diraih Partai Demokrat. 

Tujuan jangka pendek adalah Demokrat bisa ikut pemilu 2004. Tujuan jangka panjang adalah menjadikan Demokrat sebagai partai kader yang menyatakan ideologi nasionalis dan religius. 

"Sehingga dalam 10 tahun hingga 15 tahun mendatang, Partai Demokrat harus menjadi partai kader, yang terus disempurnakan," ujar SBY dikutip dari buku "SBY Sang Demokrat".

SBY pun sibuk menyusun ideologi partai, gairs perjuangan, bendera, lambang, mars dan piranti lunak Partai Demokrat. Di tengah kesibukannya itu SBY mendapat telepon dari Presiden Megawati Soekarnoputri. 

Megawati meminta SBY menjadi Menteri Koordinator Politik Keamanan. SBY pun setuju dijadikan Menko Polkam. Karena menjadi menteri, SBY tidak berkeinginan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat pertama. 

SBY punya prinsip jika seorang politisi menjadi menteri apalagi presiden tidak tepat merangkat sebagai pengurus harian apalagi ketua umum partai. 

Karena itu SBY menolak menjadi ketua umum Partai Demokrat pertama walaupun saat itu partai membutuhkan kepemimpinan langsung darinya. 

SBY meminta tokoh lain yang menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Maka saat itu terpilihlah Subur Budhisantoso sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pertama. 

Load More