Sahabat lalu melaknat dan memaki-maki Nu'aiman karena perbuatannya sering mabuk ketika bertemu Rasulullah SAW. Akan tetapi, kata Gus Baha, Nabi Muhammad SAW malah membela Nu'aiman.
"Kalian jangan senang menghujat Nu'aiman karena dia cinta Allah dan Rasul-Nya," sabda Nabi Muhammad SAW sebagaimana diceritakan Gus Baha.
Dalam Syarah Bukhari di Kitab Fath Al-Bari karangan Ibnu Hajar Al Asqalani, ujar Gus Baha, tertulis "Tidak termasuk syarat cinta Allah dan Rasul, harus terbebas dari semua dosa".
"Buktinya Nu'aiman yang mabuk di depan Nabi SAW dan Nabi SAW mengetahui kesalahan itu, namun Nabi SAW menyebut Nu'aiman sebagai orang yang mencintai Allah dan Rasul," ucap Gus Baha.
Gus Baha pun mengingatkan orang-orang yang berlebihan dalam beragama bahwa banyak orang-orang nakal yang mencintai Allah dan Rasul.
Gus Baha mencontohkan tukang zina jika disuruh memilih mencium tangan germo atau mencium tangan kiai maka akan memilih mencium tangan kiai. Ini karena mereka masih memiliki nurani untuk menilai mana yang benar dan salah.
"Logikanya kan pezina akan lebih memilih mencium tangan germo karena mencarikannya uang, sementara kiai kan jadi penghalang (moral). Tapi manusia itu kalah dengan nuraninya. Pezina tidak mungkin mencium tangan germonya tapi bakal mencium tangan kiai. Padahal kiai itu problem moral baginya," jelas Gus Baha.
Maka itu Gus Baha meyakinkan bahwa nurani manusia tidak bisa dimatikan. Menurutnya, fatwa ini memang tidak lazim di dunia orang-orang soleh yang tidak mengaji. Tapi di lingkaran ulama mengaji, lanjut Gus Baha, fatwa seperti ini lazim.
Menurut Gus Baha, dunia orang soleh yang tidak mengaji itu bikin repot karena orang harus steril dari dosa untuk mencintai Allah. Kata Gus Baha di kalangan orang-orang seperti itu banyak beredar kalimat "Cinta kok melanggar syariatnya? Cinta macam apa".
Baca Juga: Nonton Sinetron, Cara Gus Baha Melawan Godaan Setan
Menurut Gus Baha mencintai itu tanpa syarat. "Allah lebih layak dicintai. Dan yang mencintai Allah boleh siapa saja. Ini yang paling sulit di dunia ulama," ujar Gus Baha.
"Imam Ibnu Hajar bilang bersih dari dosa bukanlah syarat mencintai Allah karena buktinya Nu'aiman mabuk dan Rasulullah SAW tahu itu. Jika Rasulullah SAW tidak tahu, orang bisa mentakwil hukum ketidaktahuan Nabi SAW tentang kemaksiatan itu. Sehingga Nu'aiman disebut sebagai orang yang mencintai Allah dan Rasul," terang Gus Baha.
"Dan Rasul SAW tahu betul perilaku Nu'aiman itu. Lha wong sering ditipu bahkan berkali-kali. Nabi SAW kerap ditipu (Nu'aiman) tapi Nabi SAW hanya senyum," lanjut Gus Baha.
Nabi SAW pun sampai bersabda "Aku itu belum pernah dibuat gembira orang seperti Nu'aiman membuatku gembira". Menurut Gus Baha, orang mabuk seperti Nu'aiman itu omongannya tidak sopan jadi kalau guyon dengan Nabi SAW vulgar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Kencang, Murah 80 Jutaan dan Anti Limbung, Cocok untuk Satset di Tol
- 7 Rekomendasi Lipstik untuk Usia 40 Tahun ke Atas, Cocok Jadi Hadiah Hari Ibu
- 8 Promo Makanan Spesial Hari Ibu 2025, dari Hidangan Jepang hingga Kue
- Media Swiss Sebut PSSI Salah Pilih John Herdman, Dianggap Setipe dengan Patrick Kluivert
- PSSI Tunjuk John Herdman Jadi Pelatih, Kapten Timnas Indonesia Berikan Komentar Tegas
Pilihan
-
Kredit Nganggur Tembus Rp2,509 Triliun, Ini Penyebabnya
-
Uang Beredar Tembus Rp9891,6 Triliun per November 2025, Ini Faktornya
-
Pertamina Patra Niaga Siapkan Operasional Jelang Merger dengan PIS dan KPI
-
Mengenang Sosok Ustaz Jazir ASP: Inspirasi di Balik Kejayaan Masjid Jogokariyan
-
Gagal di Sea Games 2025, Legenda Timnas Agung Setyabudi Sebut Era Indra Sjafri Telah Berakhir
Terkini
-
Pulau Pisang di Pesisir Barat, Destinasi Sunyi dengan Ombak Favorit Peselancar
-
7 Pantai di Pesisir Barat Lampung yang Relatif Sepi dan Terasa Lebih Privat
-
Cuma Rp1-3 Juta untuk Liburan ke Pahawang, Rincian Biaya Hemat bagi Traveler
-
BGN Siapkan Sanksi Finansial bagi SPPG yang Abaikan Standar Dapur MBG
-
BGN Ingatkan Mitra dan Yayasan Tingkatkan Kepedulian terhadap Sekolah Penerima MBG