Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Sabtu, 16 Januari 2021 | 16:24 WIB
Penampakan kantong mayat yang berisi potongan tubuh korban dan puing pesawat Sriwijaya Air. (Suara.com/Arga)

Selain Pipit, Sugiono, dan Yohanes, sebenarnya ada banyak warga Desa Toto Makmur yang ingin mengadu nasib ke Pontianak. 

“Sebenarnya warga dari desa Toto Makmur banyak yang mau berangkat ke Pontianak, tapi karena beberapa alasan, gak jadi berangkat,” ungkap Sabar, warga Toto Makmur, Kecamatan Batu Putih, Tulang Bawang Barat yang ditemui suaraLampung.co Sabtu (16/1/2021).

“Ada yang dilarang istri, ada juga yang tidak punya uang untuk membayar rapid tes antigen,” tambah Sabar.

Sabar yang juga paman korban Pipit Piyono, sebenarnya juga akan ikut berangkat, namun tidak jadi karena ada kepentingan lain. Sabar juga mengatakan bahwa ketiga korban ini juga masih ada hubungan keluarga.

Baca Juga: Kenang Sahabat Pramugari Isti, Diajak Terbang Bareng Sebelum Tragedi SJ 182

Kontributor : Andry Kurniawan

Load More