Scroll untuk membaca artikel
Wakos Reza Gautama
Senin, 11 Januari 2021 | 19:12 WIB
Letjen (Purn) Suryo Prabowo [repro Buku "Si Bengal Jadi Jenderal"]

Suryo Prabowo menganggap kebijakan ABRI bermain politik praktis sama saja menggerus kepercayaan rakyat terhadap ABRI.

Padahal kepercayaan rakyat adalah deposito yang dimiliki ABRI.

Apalagi saat itu ada jargon Terbaik untuk Rakyat, terbaik untuk ABRI. Jargon itu dipopulerkan Jenderal Feisal Tanjung

Dengan keputusan TNI terjun ke politik praktis kata Suryo Prabowo jargon tersebut jadi tidak reliable karena ABRI sudah berpihak kepada Golkar bukan ke rakyat.

Baca Juga: 5 Jenderal Bintang 3 Berebut Kursi Kapolri, DPR Belum Terima Supres Jokowi

Suryo Prabowo pun tak mau mengikuti perintah KSAD Jenderal R Hartono.

Suryo Prabowo tidak mau membuat surat telegram yang ditujukan ke satuan organik Korem 164/Wiradharma yang isinya Perintah menggunakan jaket kuning.

Hal ini diketahui para jenderal di sekeliling KSAD. Para jenderal itu tidak suka dengan sikap Suryo Prabowo.

Mereka menilai loyalitas Suryo Prabowo sudah tidak tegak lurus ke atas. Akhirnya Suryo Prabowo dicopot dari jabatannya sebagai Kasrem 164/Wiradharma.

Suryo Prabowo nonjob. Ia dimutasi sebagai pamen Mabes Angkatan Darat sampai waktu yang tidak ditentukan.

Baca Juga: Urai PR Kapolri Baru, KontraS Soroti Pelanggaran HAM Oleh Oknum Kepolisian

Load More