Suryo Prabowo Sang Jenderal Pemberontak Pembela Setia Prabowo Subianto

Suryo Prabowo sempat menanyakan alasan Prabowo Subianto mengusulkannya sebagai Danrem 164. 

Alasan Prabowo ketika itu lebih berdasarkan agama. 

Hal ini membuat Suryo Prabowo tersinggung. 

"Kalau alasannya karena agama, saya tidak mau menjabat sebagai Danrem di Timtim, Jenderal," ujar Suryo Prabowo (hal 69).

Baca Juga: Panen Nyinyiran Usai Ditunjuk Dampingi Menhan, Suryo Prabowo: Salahku Apa?

Penolakan Suryo Prabowo membuat Prabowo Subianto marah. 

Nama Suryo Prabowo pun tidak jadi diusulkan sebagai Danrem 164/Wiradharma.

Suryo Prabowo juga pernah menolak permintaan Prabowo Subianto saat Prabowo menjabat Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328/I Kostrad. 

Prabowo meminta Suryo Prabowo melatih prajurit Yonif Linud 328 dalam hal demolisi dan penjinakan bom. 

Permintaan Prabowo ini ditolak Suryo Prabowo dengan alasan tidak semua prajurit bisa mendapat izin menguasai ilmu demolisi.

Baca Juga: Profil Suryo Prabowo Terlengkap

Menolak Pakai Jas Golkar

Suryo Prabowo pernah menolak menggunakan jas kuning Golkar di tahun 1997. 

Saat itu KSAD Jenderal R Hartono menyatakan seluruh prajurit ABRI adalah kader Golkar dan diperintahkan menggunakan jaket kuning (hal 65).

Suryo Prabowo, yang menjabat sebagai Kasrem 164, menolak kebijakan pimpinan ABRI itu. 

Suryo Prabowo tidak mau membuat Surat Telegram yang berisi perintah menggunakan jaket kuning kepada satuan organik jajaran Korem 164. 

Ini berakibat pada pencopotan jabatan Kasrem dari dirinya.