SuaraLampung.id - Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengangkat teman lamanya Letnan Jenderal (purn) Johannes Suryo Prabowo sebagai Ketua Tim Pelaksana Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP).
Pelantikan Suryo Prabowo sebagai Ketua Tim Pelaksana KKIP berlangsung di Kantor Kementerian Pertahanan, Senin (14/12/2020).
Pascadilantik sebagai Ketua Tim Pelaksana KKIP, Suryo Prabowo mengaku mendapat hujatan di media sosial.
Ini ia sampaikan di laman Instagram pribadinya @suryoprabowo2011.
"Salahnya dimana? Saya purnawirawan TNI ditugasi untuk membantu Menhan membangun pertahanan negara agar semakin kuat dan kelak bisa memiliki kemampuan industri pertahanan yang mandiri," kata Suryo Prabowo seperti dikutip Suaralampung.id dari Suara.com.
Lalu siapakah Suryo Prabowo ini sebenarnya?
Sosok Jenderal Pemberontak
Suryo Prabowo adalah purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal.
Jabatan tertingginya di dunia militer adalah sebagai Kepala Staf Umum (KASUM) TNI.
Baca Juga: Panen Nyinyiran Usai Ditunjuk Dampingi Menhan, Suryo Prabowo: Salahku Apa?
Di dunia militer, Suryo Prabowo memiliki rekam jejak sebagai sosok pemberontak.
Suryo Prabowo pernah beberapa kali melawan perintah atasannya.
Dikisahkan dalam buku biografi Letjen (Purn) J Suryo Prabowo berjudul "Si Bengal Jadi Jenderal" karya Tony Setiawan dan Maria Dominique Setiawan, Suryo Prabowo pernah menolak perintah Prabowo Subianto.
Ini terjadi kala Prabowo Subianto masih berpangkat Brigadir Jenderal.
Saat itu Suryo Prabowo yang masih berpangkat Letnan Kolonel.
Prabowo mengusulkan Suryo Prabowo menjadi Komandan Korem (Danrem) 164/Wiradharma Timor Timur.
Suryo Prabowo sempat menanyakan alasan Prabowo Subianto mengusulkannya sebagai Danrem 164.
Alasan Prabowo ketika itu lebih berdasarkan agama.
Hal ini membuat Suryo Prabowo tersinggung.
"Kalau alasannya karena agama, saya tidak mau menjabat sebagai Danrem di Timtim, Jenderal," ujar Suryo Prabowo (hal 69).
Penolakan Suryo Prabowo membuat Prabowo Subianto marah.
Nama Suryo Prabowo pun tidak jadi diusulkan sebagai Danrem 164/Wiradharma.
Suryo Prabowo juga pernah menolak permintaan Prabowo Subianto saat Prabowo menjabat Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 328/I Kostrad.
Prabowo meminta Suryo Prabowo melatih prajurit Yonif Linud 328 dalam hal demolisi dan penjinakan bom.
Permintaan Prabowo ini ditolak Suryo Prabowo dengan alasan tidak semua prajurit bisa mendapat izin menguasai ilmu demolisi.
Menolak Pakai Jas Golkar
Suryo Prabowo pernah menolak menggunakan jas kuning Golkar di tahun 1997.
Saat itu KSAD Jenderal R Hartono menyatakan seluruh prajurit ABRI adalah kader Golkar dan diperintahkan menggunakan jaket kuning (hal 65).
Suryo Prabowo, yang menjabat sebagai Kasrem 164, menolak kebijakan pimpinan ABRI itu.
Suryo Prabowo tidak mau membuat Surat Telegram yang berisi perintah menggunakan jaket kuning kepada satuan organik jajaran Korem 164.
Ini berakibat pada pencopotan jabatan Kasrem dari dirinya.
Suryo Prabowo menjadi perwira menengah nganggur di Mabes TNI AD.
Menaruh Granat di Dekat Danyon
Cerita lain mengenai sifat Suryo Prabowo yang memberontak adalah saat masih berpangkat letnan.
Suryo Prabowo pernah ditantang duel adu tembak dengan Komandan Batalyon (Danyon) saat bertugas di Timtim.
Gara-garanya, sang komandan tidak terima karena Suryo Prabowo mengusir teman wanitanya dari kamar.
Sang Danyon yang emosi langsung menantang Suryo Prabowo duel adu tembak.
Komandan ini sudah memegang senapan serbu lengkap dengan dua magasinnya.
Senapan serbu itu ditembakkan ke plafon ruang makan.
Suryo Prabowo lalu segera masuk ke kamarnya mengambil granat.
Cincin pengaman dicabut, granat itu lalu ia taruh di meja makan dekat sang Danyon.
Sontak ini membuat sang Danyon lari loncat jendela.
Alasan Mendukung Prabowo di Pilpres
Suryo Prabowo adalah pembela setia Prabowo Subianto saat pemilihan presiden (pilpres) baik pilpres 2014 maupun 2019.
Lewat media sosial, Suryo Prabowo sering menyerang pihak-pihak yang mendiskreditkan Prabowo Subianto.
Suryo Prabowo memiliki alasan mengapa ia membela Prabowo di pilpres.
Dalam buku biografi Letjen (Purn) J Suryo Prabowo berjudul "Si Bengal Jadi Jenderal", Suryo Prabowo mengemukakan alasannya.
Suryo Prabowo mengaku merasa terpanggil untuk membela Prabowo Subianto yang dijelek-jelekkan seniornya di TNI hanya karena bersebrangan politik.
"Bagi saya, profesi apa pun dia, mau tentara, dokter, anggota partai, wartawan atau apapun, di depan publik mereka tidak boleh saling menjelekkan teman sesama satu profesi. Apalagi hanya untuk kepentingan politik praktis, atau perilaku politik yang ditujukan untuk memperoleh jabatan dalam suatu rezim yang berkuasa," jelas Suryo Prabowo.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tahta Bambang Pacul di Jateng Runtuh Usai 'Sentilan' Pedas Megawati
- Putrinya Bukan Darah Daging Ridwan Kamil, Lisa Mariana: Berarti Anak Tuyul
- 5 Sepatu Onitsuka Tiger Terbaik untuk Jalan Kaki Seharian: Anti Pegal dan Tetap Stylish
- Bukan Dean Zandbergen, Penyerang Keturunan Ini akan Dampingi Miliano Jonathans di Timnas Indonesia?
- Tangis Pecah di TV! Lisa Mariana Mohon Ampun ke Istri RK: Bu Cinta, Maaf, Lisa Juga Seorang Istri...
Pilihan
-
Sri Mulyani Disebut Pihak yang Restui Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta Per Bulan
-
Sri Mulyani Berencana Naikkan Iuran BPJS Kesehatan 4 Bulan Lagi
-
Viral Noel Ebenezer Sebut Prabowo Ancaman Demokrasi dan Kemanusiaan
-
Naturalisasi PSSI Belum Rampung, Miliano Jonathans Dipanggil Timnas Belanda
-
Angka Kemiskinan Turun di Bawah 9%, Menkeu: Pertama Kali dalam Sejarah
Terkini
-
Dokter RSUDAM Lampung Kena Sanksi Jual Beli Alat Kesehatan ke Pasien BPJS
-
Tragedi Kebun Singkong di Lampung Utara: Nyawa Anita Melayang di Tangan Suaminya Sendiri
-
APBD 2026 Lampung: Dana BOS Rp476 Miliar, PAD Dikebut Rp4 Triliun
-
Di BRILian Center, BRI Apresiasi Anggota dan Pendukung Paskibraka Nasional
-
Ambisi Kemenangan Perdana! Bhayangkara FC Siap "Jinakkan" Singo Edan di Kanjuruhan