Lampung Siaga Bencana: Polda Catat Ada 114 Titik Rawan

Polda Lampung siagakan 752 personel Polri dan 242 eksternal hadapi potensi banjir, longsor, puting beliung

Wakos Reza Gautama
Rabu, 05 November 2025 | 19:53 WIB
Lampung Siaga Bencana: Polda Catat Ada 114 Titik Rawan
Kapolda Lampung Irjen Helfi Assegaf meninjau kesiapan personel menghadapi bencana alam di musim hujan. [Dok Polda Lampung]
Baca 10 detik
  • Polda Lampung siaga menghadapi 114 titik rawan bencana
  • Mayoritas titik rawan di Lampung adalah wilayah banjir
  • Masyarakat diimbau waspada dan antisipatif terhadap bencana

SuaraLampung.id - Musim penghujan kembali menyapa, membawa serta potensi ancaman bencana alam yang selalu menghantui sejumlah wilayah di Lampung.

Menanggapi hal ini, Polda Lampung bersama berbagai instansi terkait menunjukkan kesiapsiagaan penuh melalui apel gabungan yang dipimpin langsung oleh Kapolda Lampung Irjen Helfi Assegaf, Rabu (5/11/2025).

Fokus utama apel ini adalah mengantisipasi dampak banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung yang berpotensi melanda 114 titik rawan bencana di Bumi Ruwa Jurai.

Irjen Helfi Assegaf menegaskan bahwa kesiapan personel dan peralatan menjadi kunci dalam menghadapi situasi darurat.

Baca Juga:Pertumbuhan Ekonomi Lampung Posisi 3 di Sumatera, Pertanian Jadi Jagoan Utama

"Seluruh personel, baik dari Polda maupun Polres jajaran, sudah kita siapkan lengkap dengan peralatannya dan siap digunakan sewaktu-waktu," ujarnya.

Kesiapsiagaan ini bukan tanpa alasan, mengingat hasil pemetaan menunjukkan bahwa mayoritas, sekitar 85 persen dari 114 titik rawan tersebut, merupakan wilayah langganan banjir tahunan.

Lampung, dengan topografi dan kondisi geografisnya, memang menyimpan banyak lokasi yang rentan terhadap bencana.

Dari 114 titik rawan yang dipetakan, sebagian besar terkonsentrasi pada ancaman banjir. Daerah-daerah aliran sungai (DAS) besar seperti Way Sekampung, Way Seputih, dan Way Tulang Bawang seringkali meluap saat intensitas hujan tinggi, merendam pemukiman warga dan lahan pertanian.

Selain banjir, ancaman tanah longsor juga menjadi perhatian serius, terutama di daerah perbukitan dan pegunungan seperti di Pesisir Barat, Tanggamus, dan Lampung Barat.

Baca Juga:2 Daerah Dicanangkan Jadi Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata di Lampung

Kondisi tanah yang labil, deforestasi, dan curah hujan ekstrem menjadi kombinasi berbahaya yang dapat memicu longsor kapan saja.

Tak ketinggalan, angin puting beliung juga kerap melanda, merusak rumah dan fasilitas umum, terutama di daerah dataran rendah yang terbuka.

Dalam menghadapi potensi bencana yang kompleks ini, sinergi antara berbagai pihak menjadi sangat krusial. Kapolda Lampung menekankan pentingnya pembagian tugas yang jelas, termasuk dukungan dari TNI dan tenaga medis.

"Setiap Polres sudah tahu timnya masing-masing, mulai dari Sabhara, TNI, hingga tenaga medis. Semuanya sudah disiapkan," jelas Irjen Helfi.

Kolaborasi ini diharapkan dapat mempercepat respons di lapangan, mulai dari evakuasi, penyaluran bantuan, hingga penanganan pasca-bencana.

Sebanyak 752 personel Polri dan 242 peserta dari unsur eksternal seperti TNI, BPBD, Basarnas, serta instansi terkait lainnya telah disiagakan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini