5 Kabupaten di Lampung Diterjang Banjir, Apa Pelajaran yang Bisa Dipetik?

Kemarin yang terjadi kebanyakan hanya banjir bandang

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 13 September 2025 | 19:46 WIB
5 Kabupaten di Lampung Diterjang Banjir, Apa Pelajaran yang Bisa Dipetik?
Sebanyak 5 kabupaten di Lampung diterjang banjir. [ANTARA]
Baca 10 detik

SuaraLampung.id - Lampung, provinsi di ujung selatan Pulau Sumatera, kembali diuji. Dalam sepekan terakhir, lima kabupatennya harus berjibaku menghadapi serangkaian bencana hidrometeorologi yang mengancam keselamatan dan kesejahteraan warganya.

Kabupaten Lampung Barat, Pesisir Barat, Tanggamus, Pesawaran, dan Mesuji menjadi saksi bisu keganasan alam, yang mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana.

Wahyu Hidayat, Analis Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung, menjelaskan bahwa rentetan bencana ini dimulai sejak 6 September 2025.

Banjir bandang di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, menjadi salah satu yang terparah, menunjukkan kerentanan wilayah tersebut terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Juga:Detik-detik Mencekam di Ladang: Petani Sekampung Udik Dibacok Kawanan Begal, Motor Raib!

Ironisnya, desa-desa di Suoh belum menyandang status sebagai desa tangguh bencana, sebuah fakta yang menggarisbawahi urgensi perluasan edukasi kebencanaan di seluruh pelosok Lampung.

Tidak hanya Lampung Barat, Pesisir Barat dan Tanggamus juga menghadapi ancaman serupa, dengan kejadian bencana yang hampir berbarengan.

Ketiga kabupaten yang bertetangga ini menjadi cerminan bagaimana kondisi geografis dan faktor lingkungan dapat meningkatkan risiko bencana.

Sementara itu, Kabupaten Pesawaran turut dilanda banjir meskipun dengan intensitas yang lebih rendah, dan Kabupaten Mesuji harus menghadapi terjangan puting beliung yang merusak.

Peristiwa ini menjadi pengingat pahit bahwa mitigasi dan penanganan bencana alam bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan.

Baca Juga:Kakak Beradik Ditemukan Tewas Berpelukan di Pesisir Barat, Pelakunya Mahasiswa Tetangga Korban

Wahyu Hidayat menekankan pentingnya ketangguhan dalam menghadapi bencana, terutama mengingat rentetan kejadian yang terjadi tanpa henti dari Sabtu hingga Rabu.

"Ketangguhan dalam mitigasi dan penanganan bencana alam memang menjadi hal yang penting. Sebab seperti bencana yang terjadi kemarin ini beruntun sejak Sabtu hingga Rabu," ujarnya.

Pemerintah daerah tidak tinggal diam. Upaya edukasi mitigasi risiko bencana terus digalakkan, namun cakupannya perlu diperluas.

Target peningkatan jumlah desa tangguh bencana di berbagai kabupaten menjadi prioritas utama. Desa tangguh bencana adalah ujung tombak pertahanan pertama, di mana masyarakat dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk menghadapi, mengurangi risiko, dan memulihkan diri dari dampak bencana.

Saat ini, kondisi beberapa daerah terdampak bencana masih dalam proses pemulihan. Banjir bandang menjadi jenis bencana yang paling dominan, meninggalkan jejak kerusakan dan kesedihan.

"Kemarin yang terjadi kebanyakan hanya banjir bandang. Kondisinya di Pesisir Barat masih upaya pemulihan, juga di Lampung Barat," tambah Wahyu.

Kita tidak bisa membiarkan Lampung terus-menerus terperangkap dalam siklus bencana dan pemulihan. Peristiwa ini harus menjadi momentum bagi seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk bersinergi.

Edukasi mitigasi bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pembentukan budaya siaga bencana yang melekat dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, Lampung dapat menjadi provinsi yang lebih tangguh, mampu menghadapi tantangan alam, dan melindungi setiap nyawa serta mata pencarian warganya. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

Terkini