Sekolah Rakyat Dimulai, Begini Syarat dan Proses Seleksi untuk Siswa Kurang Mampu

Pemerintah melalui Kementerian Sosial resmi memulai tahap seleksi administrasi bagi calon siswa Sekolah Rakyat di berbagai daerah.

Tasmalinda
Senin, 12 Mei 2025 | 22:51 WIB
Sekolah Rakyat Dimulai, Begini Syarat dan Proses Seleksi untuk Siswa Kurang Mampu
Mensos Saifullah Yusuf dan Wakil Gubernur Lampung Jihan Nurlela meninjau Sekolah Rakyat di Lampung, Senin (12/5/2025).

SuaraLampung.id - Pemerintah melalui Kementerian Sosial resmi memulai tahap seleksi administrasi bagi calon siswa Sekolah Rakyat di berbagai daerah.

Program ini menjadi bagian dari upaya nyata untuk memperluas akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga miskin ekstrem, dengan target penerimaan hingga 1.000 siswa dari seluruh Indonesia.

Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa Sekolah Rakyat akan menjadi jenjang pendidikan formal yang setara dengan SD, SMP, dan SMA.

Namun yang membedakan, sekolah ini akan mengedepankan pendekatan inklusif dan terfokus pada anak-anak yang selama ini nyaris tidak tersentuh oleh layanan pendidikan reguler.

Baca Juga:Viral WNA Mabuk Serempet Mobil di Bandar Lampung, Dikejar Warga hingga Ditangkap Polisi

"Sekolah Rakyat ini berdasarkan arahan Presiden diarahkan mampu menampung sekitar 1.000 orang siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Ini bukan sekadar sekolah, tetapi bentuk nyata negara hadir bagi rakyat yang paling tertinggal," ujar Mensos Saifullah Yusuf saat kunjungan ke Lampung Selatan, Senin (12/5/2025).

Fokus pada Anak dari Rumah Tangga Termiskin

Tak semua anak bisa mendaftar ke Sekolah Rakyat. Syarat utama adalah calon siswa harus tercatat dalam Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN) dan berada di desil 1, yaitu kelompok rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan paling rendah.

"Seleksi ini sangat selektif karena benar-benar difokuskan bagi anak-anak dari rumah tangga miskin ekstrem. Pendamping PKH, dinas sosial kabupaten/kota, hingga BPS akan melakukan verifikasi langsung ke lapangan," jelas Mensos.

Proses awal dilakukan dengan pendataan nama-nama calon siswa oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).

Baca Juga:30 Pabrik di Lampung Ikuti Instruksi Gubernur Lampung Soal Harga Singkong

Selanjutnya, tim gabungan akan melakukan kunjungan rumah untuk memastikan kelayakan berdasarkan kondisi sosial ekonomi.

Tanpa Tes Akademik, Fokus pada Matrikulasi dan Pembinaan Awal

Berbeda dari sistem penerimaan sekolah umum, Sekolah Rakyat tidak menerapkan tes akademik sebagai syarat masuk. Setelah seleksi administrasi dan survei lapangan selesai, calon siswa yang dinyatakan lolos akan menjalani cek kesehatan.

Jika lolos seluruh tahapan tersebut, siswa akan secara resmi diterima dan mulai menjalani proses pendidikan pada Juli 2025.

Masa awal pendidikan akan diisi dengan matrikulasi dan orientasi, sebagai pengganti tes akademik.

Siswa akan diperkenalkan dengan lingkungan belajar, pola pembelajaran baru, dan diberi penguatan dalam mata pelajaran dasar seperti Bahasa Inggris dan Matematika.

"Kurikulumnya akan disusun oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Pendekatannya lebih ramah anak, kontekstual, dan memperhatikan kebutuhan anak-anak dari latar belakang yang berat," ungkap Mensos.

Ilustrasi sekolah rakyat program Prabowo Subianto
Ilustrasi sekolah rakyat program Prabowo Subianto

Sekolah Rakyat: Menyentuh Mereka yang Tak Tersentuh

Keberadaan Sekolah Rakyat menjadi harapan baru bagi banyak keluarga miskin yang selama ini hanya bisa bermimpi menyekolahkan anak-anak mereka.

Program ini bukan hanya tentang pendidikan, tetapi juga mobilitas sosial, keadilan, dan harapan masa depan.

Dalam kunjungannya ke rumah salah satu calon siswa di Bandarlampung, Mensos Saifullah Yusuf melihat langsung kondisi calon peserta didik yang tinggal di rumah berdinding kayu lapuk.

"Anak ini pintar, tetapi selama ini tidak bisa melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi. Sekarang, negara hadir untuk mereka," katanya haru.

Menuju Generasi Emas dari Pinggir Negeri

Dengan dimulainya Sekolah Rakyat, pemerintah ingin memastikan bahwa kemiskinan tidak lagi menjadi penghalang pendidikan.

Program ini diharapkan menjadi jalan panjang untuk melahirkan generasi emas yang berasal dari pinggir-pinggir negeri, yang selama ini luput dari radar pembangunan.

"Kalau anak-anak dari desil 1 ini mendapat pendidikan yang layak, bukan tidak mungkin mereka bisa menjadi pemimpin masa depan. Sekolah Rakyat adalah pintu awal menuju keadilan sosial yang nyata," tutup Mensos.

Bagaimana menurut kalian?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini