Tidak Ada Panen Raya di Lampung Timur, Para Pengusaha Beras Gigit Jari

Marsidi mengatakan, sudah beberapa bulan tidak ada panen besar di Kabupaten Lampung Timur.

Wakos Reza Gautama
Kamis, 08 Februari 2024 | 17:21 WIB
Tidak Ada Panen Raya di Lampung Timur, Para Pengusaha Beras Gigit Jari
Seorang pengusaha beras di Lampung Timur, terpaksa membeli gabah dengan harga tinggi dari Palembang. Suaralampung.id/Agus Susanto]

SuaraLampung.id - Tempat penggilingan gabah milik Marsidi di Desa Braja Asri, Kecamatan Way Jepara, Lampung Timur sudah dua bulan tidak beroperasi.

Ini karena tidak adanya pasokan gabah. Marsidi mengatakan, sudah beberapa bulan tidak ada panen besar di Kabupaten Lampung Timur.

"Kemungkinan ada gabah sekitar akhir bulan Maret nanti, sepertinya petani di Lampung Timur banyak yang panen, ini sudah dua bulan saya tidak jual beras karena tidak ada gabah," kata Marsidi.

Begitu juga yang dialami oleh Siswanto pengusaha jasa giling gabah warga Desa Sumberejo, Kecamatan Way Jepara. Dia sudah dua bulan tidak beraktivitas jual beli beras karena tidak ada gabah.

Baca Juga:Truk Maut! Tabrak Lari di Lampung Timur Renggut Nyawa Pria Tak Dikenal

"Tidak gabah mas jadi tidak ada beras, karena tidak ada panen. Mau beli gabah di daerah lain tidak sesuai harga gabah informasi juga mahal tembus Rp8 ribu per kilogram," kata Siswanto.

Di tengah masa paceklik padi, Eko warga Desa Braja Indah, Kecamatan Braja Selebah, terpaksa membeli gabah dari wilayah Palembang. Setelah gabah digiling dijadikan beras, beras tersebut dijual ke Bengkulu.

Menurutnya harga gabah dalam dua bulan terakhir mencapai Rp8 ribu per kilogram.Biasanya kata Eko, harga gabah hanya Rp5 ribu per kilogram.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi kerugian, Eko menaikkan harga beras dari harga Rp12 ribu per kilo menjadi Rp15 ribu per kilo.

"Beras yang kami jual harganya mengikuti harga gabah mas, kalau harga gabah naik kami juga menaikkan harga beras. Kalau dikalkulasi lebih untuk harga gabah Rp5 ribu perkilo dan harga beras 12 ribu per kilo. Bila dibanding kondisi saat ini," kata Eko.

Baca Juga:Penyelidikan Kasus Korupsi Uang Makan Minum Bupati Lampung Timur Dihentikan, Ini Alasannya

Salah seorang pedagang beras di pasar Way Jepara Tina mengaku sejak naiknya harga beras mencapai Rp15 ribu, berpengaruh pada penurunan daya beli hingga 30 persen.

Ia khawatir jika bulan ramadan nanti belum ada panen raya di Lampung Timur maka harga beras akan lebih mahal lagi.

"Khawatir kami, pas ramadan nanti kalau tidak ada panen, pasti beras naik lagi. Naiknya beras alasan pengusaha jasa giling gabah karena harga beras naik dan gabah susah didapat," jelas Tina.

Di saat para penjual gabah kesulitan mendapat gabah, Arpian salah seorang petani di Desa Braja Indah mengaku masih memiliki stok gabah hasil panen Oktober 2023.

"Untung saja saya sengaja menyisihkan gabah hasil panen 4 bulan lalu, saya simpan sengaja untuk kebutuhan makan sehari hari, yang dijaga ya kalau terjadi seperti saat ini," kata Arpian saat menggulingkan gabahnya di tempat jasa giling, Kamis (8/2/2024).

Kontributor : Agus Susanto

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini