Tentara India itu seolah-olah sebagai tentara sekutu. Ditunjuk sebagai komandan operasi Mayor Daan Mogot. Daan Mogot didampingi Mayor Wibowo, Lettu Soebianto dan Lettu Soetopo.
Pelaksanaanya didukung para taruna Akademi Militer Tangerang. Berangkatlah Daan Mogot bersama 70 taruna AMT dan delapan serdadu India ke Lengkong.
Mayor Daan Mogot menemui Kapten Abe. Daan Mogot mengaku ini adalah operasi bersama pasukan sekutu untuk mengambil senjata. Jepang awalnya percaya. Negosiasi berjalan lancar.
Kapten Abe meminta waktu menghubungi atasannya di Jakarta. Saat perundingan berlangsung, Lettu Soebianto dan Lettu Soetopo mengerahkan para taruna masuk ke barak tentara Jepang.
Baca Juga:Dulu Kritis, Kini Ade Armando Ngaku Luluh Setelah Dipeluk Prabowo Subianto di Kantor PSI
Pecahnya Pertempuran
Para taruna itu melucuti senjata Jepang. Sekitar 40 tentara Jepang disuruh berkumpul di lapangan. Saat keadaan sudah dikuasai, tiba-tiba saja terdengar suara tembakan.
Tidak diketahui darimana asal suara tembakan itu. Mendengar suara tembakan, tentara Jepang berhamburan. Mereka mengambil senjata yang sudah dikumpulkan para taruna.
Terjadi tembak menembak antara tentara Jepang dengan taruna AMT. Tentara Jepang menggunakan senapan mesin menembaki para taruna. Mereka juga melempari granat dan terjadi juga duel menggunakan sangkur.
Kalah pengalaman tempur dan persenjataan, membuat para taruna AMT jadi sasaran empuk serdadu Jepang. Mereka kocar kacir melarikan diri ke kebun karet.
Baca Juga:Yakin Demokrat Gabung Dukung Prabowo karena Kedekatan SBY, Fahri Hamzah: Feeling Saya Begitu
Sebanyak 33 taruna AMT gugur. Salah satunya adalah Taruna Soejono, paman Prabowo Subianto. Tiga perwira ikut gugur. Mereka adalah Mayor Daan Mogot, Lettu Soebianto Djojohadikusumo dan Lettu Soetopo.