Cerai pada tahun 2012, Etik harus memikirkan masa depan anak laki-lakinya. Tak punya pilihan lain, Etik memutuskan menjadi PMI dan berangkat ke Taiwan.
"Pada 2012 saya nekat berangkat ke Taiwan dan harus berpisah sementara waktu dengan anak saya, waktu itu masih usia 3 tahun," kata dia.
Selama Etik di Taiwan, anak satu-satunya dirawat orang tuanya yang tinggal di Desa Labuhanratu Dua, Kecamatan Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur.
Di Taiwan, Etik bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) menjaga majikan yang sudah jompo, dengan merawat keperluan sehari harinya.
Baca Juga:Perempuan Asal Bandung Barat Tiba-tiba Terdampar di Arab Saudi, Ridwan Kamil Bakal Lakukan Ini
Etik memiliki minat menulis dan pendidikan. Cita-citanya ingin menjadi tenaga pendidik ketika pulang ke kampung halamannya. Untuk itu ia di sela-sela pekerjaannya sebagai ART menempuh kuliah S1 dengan jurusan Pendidikan hingga selesai.
Mengisi waktu kosong di Taiwan, Etik mengaku sering iseng menulis cerpen. Sejumlah cerpen Etik sering dimuat pada surat kabar nasional di Indonesia. Etik juga aktif menulis pada kanal Redaksi Edukasi PMI yang ada di Taiwan.
Tidak hanya itu, Etik juga sering mengikuti lomba menulis dan menjadi juara. Sebut saja prestasinya seperti Juara 1 lomba menulis Cerpen inspiratif KPKErs Taiwan 2016, juara 1, lomba menulis bertema Cinta KPKers Taiwan 2016, pemenang Taiwan Literature Awards for Migrants (TLAM) 2017.
Ia juga pernah meraih 2 trofi dan 2 penghargaan di Taiwan Literature Award for Migrants 2020, pemenang Lomba Cerpen bertema “Perempuan” Unsyiah Press 2020.
Perempuan 38 tahun itu mengaku ketika masih di Taiwan sering komunikasi dengan pengurus yayasan Rahmatan Lil'alaamin, yang jaraknya hanya sekitar 10 menit naik motor dari rumahnya di Lampung Timur.
Dari seringnya komunikasi itu, timbullah niat Etik untuk mengajar di yayasan tersebut. Maka begitu pulang dari Taiwan dua bulan lalu, Etik langsung mengabdikan dirinya sebagai pengajar di Yayasan Rahmatan Lil'alaamin.