Mengisi waktu kosong di Taiwan, Etik mengaku sering iseng menulis cerpen. Sejumlah cerpen Etik sering dimuat pada surat kabar nasional di Indonesia. Etik juga aktif menulis pada kanal Redaksi Edukasi PMI yang ada di Taiwan.
Tidak hanya itu, Etik juga sering mengikuti lomba menulis dan menjadi juara. Sebut saja prestasinya seperti Juara 1 lomba menulis Cerpen inspiratif KPKErs Taiwan 2016, juara 1, lomba menulis bertema Cinta KPKers Taiwan 2016, pemenang Taiwan Literature Awards for Migrants (TLAM) 2017.
Ia juga pernah meraih 2 trofi dan 2 penghargaan di Taiwan Literature Award for Migrants 2020, pemenang Lomba Cerpen bertema “Perempuan” Unsyiah Press 2020.
Perempuan 38 tahun itu mengaku ketika masih di Taiwan sering komunikasi dengan pengurus yayasan Rahmatan Lil'alaamin, yang jaraknya hanya sekitar 10 menit naik motor dari rumahnya di Lampung Timur.
Baca Juga:Perempuan Asal Bandung Barat Tiba-tiba Terdampar di Arab Saudi, Ridwan Kamil Bakal Lakukan Ini
Dari seringnya komunikasi itu, timbullah niat Etik untuk mengajar di yayasan tersebut. Maka begitu pulang dari Taiwan dua bulan lalu, Etik langsung mengabdikan dirinya sebagai pengajar di Yayasan Rahmatan Lil'alaamin.
"Dari awal saya bercita-cita pulang dari Taiwan, mengabdi sebagai tenaga pengajar menyalurkan ilmu nya meskipun tanpa diupah," jelas dia.
Bahkan selama dia mengajar sering membantu membelikan alat tulis keperluan sekolah dengan uang pribadinya.
"Sering spidol habis dan peralatan kebutuhan guru habis saya beli sendiri dengan uang saya sendiri," ucapnya.
Apa yang Etik lalukan ini semata-mata ingin merubah paradigma PMI yang memiliki gaya hidup glamor setelah pulang dari perantauan.
Kontributor : Agus Susanto