SuaraLampung.id - Isu Daniel Mananta menjadi mualaf ramai dibicarakan di media sosial. Rumor ini makin menguat pascapertemuan Daniel bersama Ustaz Abdul Somad (UAS).
Di tengah gosip Daniel Mananta mualaf, ternyata sang istri Viola Mananta pernah meninggalkan gereja karena tak menemukan Tuhan.
Viola menceritakan ketika usianya menginjak 27 tahun, kehidupannya begitu sempurna. Semua impian Viola jadi kenyataan.
Dia memiliki suami yang yang luar biasa, anak yang imut, rumah yang bagus. Namun itu semua tidak membuat hatinya bahagia.
Baca Juga:Daniel Mananta Nyaris Gagal Bertemu UAS, Kena Tifus hingga Nge-blank saat Ngobrol
"Dan pada waktu itu saya ngerasa, sekarang saya harus merasa bersyukur, tapi pada waktu itu saya ga bisa ngerasa apa-apa. Di dalam saya sendiri, saya merasa kosong. Ga ada apa-apa yang bisa mengisi kekosongan itu," ujarnya dikutip dari YouTube Daniel Mananta Network.
Viola lalu melakukan berbagai macam cara untuk mengisi kekosongan hatinya itu, mulai dari yoga lebih rutin, belanja baju lebih banyak, membaca buku sampai liburan seorang diri di Bali.
"Saya coba itu semua dan tidak ada satu pun yang bisa mengisi kosong itu. Apa aja yang masuk, sebentar saja bikin saya bahagia tapi tiba-tiba kosong lagi. Saya selalu menjadi penonton di dalam hidup saya sendiri. Saya ga ada di dalam badan saya," tuturnya.
Daniel Mananta lalu bertanya bagaimana cara istrinya itu mengisi kekosongan tersebut?
Viola mengaku saat itu tidak tahu harus melakukan apa untuk mengisi kekosongan hatinya dan tak pernah terpikir tentang Tuhan sama sekali dalam benaknya.
Baca Juga:Hampir Dirujak karena Sebut Ustaz Abdul Somad Tak Ada Ilmu, Aldi Taher Buru-Buru Revisi
"Karena saya dibesarkan seorang Kristen di keluarga Kristen tapi waktu 16 tahun saya keluar dari gereja karena saya ngerasa, saya ga ngerasa Tuhan di sini. Aku ga ngerasain apapun di gereja ini. Kalo Tuhan ada di dalam kepala saya, tapi dalam hati ga ngerasa apa-apa. Jadi ga penting ke gereja saya pikir pada waktu itu. jadi saya tinggalkan gereja dan sebenarnya saya ngerasa baik aja," ujarnya.
Selama 10 tahun Viola tak pernah ke gereja. Saat itu Viola masih percaya Tuhan tapi tidak pernah membangun hubungan dengan Tuhan.
Setelah satu tahun menikah, Daniel Mananta mengajak Viola untuk ke gereja berbahasa Inggris agar istrinya bisa mengerti bahasa yang diucapkan saat khotbah.
"Jadi mungkin kita menikah sudah satu tahun, kita mulai ke gereja. Bukannya saya mau, tapi Daniel suatu hari pulang ke rumah bilang, yuk kita cari gereja pakai bahasa Inggris supaya kamu ngerti. Why not kenapa tidak kita coba aja," ujar Viola.
Mereka pun pergi ke gereja dan Viola merasa tidak nyaman saat itu padahal orang-orang di gereja bersikap ramah padanya.
Namun Viola menganggap keramahan itu palsu sehingga ia tidak mau bicara dengan siapapun di gereja tersebut.
"Saya ga nyaman karena waktu saya kecil saya keluar gereja karena saya ga suka sama orang yang saya pikir orangnya hipokrit sekali, munafik dan saya ga mau seperti mereka," tuturnya.
Di gereja itu, Viola mendengarkan khotbah yang membuatnya emosional sehingga ia meminta untuk pindah gereja.
Daniel Mananta lalu membawa istrinya ke gereja lain. Di gereja itu, mereka beribadah dengan melantunkan kidung pujaan pada Tuhan.
Entah mengapa Viola menangis setiap mendengar nyanyian di gereja tersebut. Lambat laun hatinya yang kosong mulai terisi karena setiap minggu mendengar nyanyian pujian pada Tuhan di gereja.