Setelah 19 Tahun Mengungsi karena Konflik Internal Petambak, Ayok Kini Kembali ke Kampung Bumi Dipasena

para petambak secara berangsur kembali ke tempat asalnya di Kampung Bumi Dipasena Agung

Wakos Reza Gautama
Rabu, 14 September 2022 | 10:42 WIB
Setelah 19 Tahun Mengungsi karena Konflik Internal Petambak, Ayok Kini Kembali ke Kampung Bumi Dipasena
Ayok Pariyanto kembali ke Kampung Bumi Dipasena Agung, Tulang Bawang, setelah 19 tahun mengungsi. [Lampungpro.co]

SuaraLampung.id - Konflik internal sesama petambak di Kampung Bumi Dipasena Agung, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang pada tahun 2003 lalu membuat warga eksodus dan mengungsi ke sejumlah tempat.

Seiring berjalannya waktu, konflik mulai dapat diselesaikan dan para petambak secara berangsur kembali ke tempat asalnya di Kampung Bumi Dipasena Agung.

Salah satunya yang kini kembali ke kampung halamannya adalah Ayok Pariyanto (60). Sudah 19 tahun Ayok meninggalkan rumahnya di Kampung Bumi Dipasena Agung karena konflik.

Kini pada Selasa (13/9/2022), Ayok memutuskan pulang diantar Kepala Kampung Bumi Dipasena Mulya dan unsur Kecamatan Rawajitu Timur.

Baca Juga:Penanganan Migran Harus Dijalankan dengan Cepat untuk Dapatkan Kepastian Status

Selama ini Kampung Dipasena Mulya jadi tempat Ayok mengungsi, meninggalkan rumah dan tambak miliknya sejak 2003.

Peristiwa eksodus dan pengungsian beberapa petambak yang terjadi pada 2003 itu, akibat konflik kemitraan antara petambak dan perusahaan yang berimbas pada konflik internal sesama petambak.

Kepala Kampung Bumi Dipasena Agung, Agustiono, mengatakan kepulangan Ayok adalah hasil kerja maraton semua pihak sejak peristiwa beberapa tahun lalu.

"Beliau satu-satunya pengungsian yang belum terselesaikan selama ini, Alhamdulillah hari ini Beliau bisa kembali," kata Agustiono dikutip dari Lampungpro.co--jaringan Suara.com.

Dia menambahkan apa yang terjadi masa lalu adalah sebuah pelajaran penting bagi semua.

Baca Juga:Petambak Lampung Curhat Gagal Panen, Membuat Ekonomi Makin Sulit

"Tentu kita tidak menghendaki peristiwa pahit dan kelam itu terjadi. Tapi semua itu bagian dari sejarah perjalanan kehidupan kita di pertambakan Bumi Dipasena," kata Agustiono.

Sementara itu Ayok Pariyanto mengungkapkan rasa terima kasih kepada Kepala Kampung dan masyarakat Bumi Dipasena Muyla yang selama hampir 20 tahun memeberikan tempat dan kesempatan untuk bermasyarakat di sana.

"Hari ini saya kembali ke Kampung asal saya. Saya terharu atas penyambutan dan penerimaan teman dan saudara saya di Dipasena Agung ini. Saya mohon maaf dan saya juga memaafkan apa yang terjadi di masa lalu," ungkap Ayok.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini