SuaraLampung.id - Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kota Metro menggelar parade budaya nusantara pada perayaan HUT ke-77 RI di cagar budaya Rumah Informasi Sejarah (RIS) Metro, Rabu (17/8/2022).
Ketua DWP Kota Metro AC Yuliawati menjelaskan kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati HUT RI Ke-77 sekaligus untuk menghidupkan cagar budaya di Kota Metro sebagai ruang publik.
"Bangunan cagar budaya Rumah Informasi Sejarah ini kebetulan berada di pusat kota sehingga mudah dijangkau masyarakat dan sering digunakan untuk berbagai kegiatan masyarakat," jelasnya melalui siaran pers.
Puluhan emak-emak anggota DWP Kota Metro berbusana adat dari berbagai daerah di Indonesia berjalan diatas karpet merah layaknya para model di depan para juri dan penontonBeragam pakaian adat mulai dari Lampung, Bali,Batak,Jawa ditampilkan oleh para ibu-ibu yang menjadi model dadakan tersebut.
Baca Juga:Santri Ponpes di Lampung Timur Dikabarkan Jadi Korban Sodomi Rekan Sesama Santri
Even yang digelar di halaman rumah cagar budaya ini memberikan kesan kuat kebudayaan dan menjadi venue para emak-emak menampilkan busana adat dan kebolehan yang dimilikinya.
Kegembiraan terpancar dari emak-emak yang pada hari ini berubah mendadak menjadi model sehari.
Ketua PKK Kota Metro Silfi Naharani mengatakan parade busana budaya nusantara ini sekaligus untuk mendorong visi Kota Metro sebagai Kota yang berbudaya.
"Berbudaya adalah salah satu visi Kota Metro dan lewat kegiatan di cagar budaya ini diharapkan akan memicu even-even budaya lainnya,sebelumnya even serupa digelar bersama anak-anak muda di Taman Merdeka," ungkapnya.
Selain itu menurutnya lewat berbagai gelaran kultural semacam ini Kota Metro terus berupaya menjadi kota yang inklusif.
Baca Juga:Dicky Indrayana, Eks Timnas Indonesia yang Pernah Menjadi Paskibraka
"Kota yang inklusif salah satunya dicirikan dengan memelihara nilai-,nilai sejarah dan heritage serta mendorong tumbuhnya even-even kultural," tambahnya.
Sementara itu Seprita dari Bidang Kebudayaan menjelaskan bahwa cagar budaya terus melakukan revitalisasi baik lewat penambahan berbagai fasilitas dan gelaran.
"Revitalisasi cagar budaya sebagai ruang publik yang edukatif,rekreatif dan berdampak ekonomi adalah salah satu program unggulan yang saat ini terus dikerjakan,"jelasnya.
Iwan dari Rumah Informasi Sejarah menjelaskan kini cagar budaya tidak hanya sebagai tempat atau bangunan yang memberikan informasi sejarah semata.
Sejumlah fasilitas terus ditambah mulai dari ruang belajar, akses perbankan, lapangan olahraga, barbershop dan koffieshop hingga skate park.
"Saat ini cagar budaya rumah informasi sejarah lewat partisipasi dan dukungan publik perlahan telah berubah menjadi ruang publik tempat menggelar berbagai kegiatan masyarakat," pungkasnya.