Choirul lalu memberi contoh mengenai pembicaraan telepon terakhir antara Brigadir J dengan kekasihnya yang terjadi hanya beberapa menit sebelum penembakan terjadi.
Dalam komunikasi pendek itu terdengar suara tertawa di telepon.
"Ada background ketika ngobrol ada tertawa-tawa. Itu kami tanya karena sequence tertawa-tawa ini penting. Ternyata itu kongkow-kongkow, santai, sedang duduk-duduk antar sesama ajudan. Semua tertawa termasuk almarhum," jelas Choirul Anam.
Choirul Anam mengaku pihaknya belum akan membuka hasil penelusuran Komnas HAM karena prosesnya masih berjalan.
Baca Juga:Komnas HAM: Soal Forensik Sebaiknya Ditanyakan ke Pihak Berwenang