SuaraLampung.id - Puncak Lagawi Fest digelar di Pulau Tegal Mas, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, Kamis (23/6/2022).
Lagawi Fest dinilai Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mampu memotivasi Industri Kecil Menengah (IKM) on boarding ke digital.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita mengatakan, ada lima IKM yang memperoleh penghargaan karena penjualan secara daringnya terbanyak selama dua bulan ini.
Ia menjelaskan terpilihnya lima IKM tersebut dalam kegiatan Gernas BBI Lagawi Fest bertujuan untuk memotivasi pelaku IKM lain di Lampung untuk terus berkembang.
Baca Juga:Unik! Akan Ada Peragaan Busana di Gua Rancang Kencana Gunung Kidul, Catat Jadwalnya
"Lagawi Fest ini bertujuan untuk memacu IKM yang ada di sini agar on boarding ke digital, bukan hanya lima pemenang, namun 30 IKM diharapkan bisa bangkit bersama dan jadi contoh bagi IKM lain yang belum memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) atau belum masuk ke s-Smart IKM," kata dia.
Dia melanjutkan dengan masuknya IKM ke sistem e-Smart IKM, memiliki NIB, dan ikut masuk ke pasar digital, maka akan membantu meningkatkan perkembangan pasar produk lokal.
"E-Smart IKM ini pintu utama kami untuk memfasilitasi pendampingan, pelatihan sampai mengurai permasalahan yang ada termasuk akses pembiayaan. Diharapkan melalui Lagawi Fest ini mempercepat IKM untuk on boarding ke digital," ucap Reni.
Menurut dia, dengan capaian penjualan secara daring selama dua bulan Lagawi Fest berlangsung sebesar Rp5,23 miliar menjadi salah satu bentuk mendukung IKM dalam meningkatkan perekonomian.
"Capaian penjualan sebanyak Rp5,23 miliar dari 30 IKM terkurasi menunjukkan bagaimana meningkatkan penjualan daring dan mengedukasi untuk bangga beli produk lokal. Harapannya angka ini jadi stimulus IKM agar berinovasi dan meningkatkan penjualan," ujar Reni.
Baca Juga:Mantan Kepala Disperindag UKM Serang Ditahan, Terkait Kasus Proyek Revitalisasi IKM
Menurut dia, langkah pendampingan akan terus dilakukan secara berkelanjutan bagi IKM yang ada di Lampung.
"Tidak berhenti di sini, pendampingan akan terus dilakukan hingga akhir Desember 2022. Sebab ada tantangan tersendiri untuk memperkenalkan produk lokal di marketplace, karena di sana itu semua bisa menyajikan barang impor atau barang lokal yang berasal dari seluruh provinsi," tambahnya. (ANTARA)