SuaraLampung.id - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengaku terkejut dengan kematian jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh di Tepi Barat.
Wakil juru bicara sekjen PBB Farhan Haq menyatakan Antonio Guterres terkejut saat mendegar kematian Shireen.
"Sekjen terkejut atas kematian Shireen Abu Akleh, reporter Palestina-Amerika untuk stasiun TV Al Jazeera, yang ditembak mati pada dini hari saat meliput operasi pasukan keamanan Israel di Jenin di wilayah pendudukan Tepi Barat," kata jubir Haq dalam pernyataan.
Guterres menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Abu Akleh dan berharap rekannya sesama reporter yang terluka dalam insiden itu, Ali Samoudi, segera pulih, katanya.
Baca Juga:Ribuan Warga Beri Penghormatan Jenazah Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Sekjen PBB mendesak otoritas terkait untuk melakukan penyelidikan independen dan transparan atas kasus ini sekaligus memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab diseret ke pengadilan, lanjut jubir.
"Sekjen mengecam semua serangan dan pembunuhan terhadap jurnalis dan menekankan bahwa jurnalis tidak boleh menjadi target kekerasan. Pekerja media harus bertugas secara bebas dan tanpa kekerasan, intimidasi atau tanpa rasa takut menjadi target. Sekjen kembali menegaskan pandangannya bahwa kebebasan pers sangat penting untuk perdamaian, keadilan, pembangunan berkelanjutan dan HAM," tulis pernyataan tersebut. (ANTARA)