SuaraLampung.id - Sejumlah pemudik di Pelabuhan Penyeberangan Panjang mengharapkan pelabuhan alternatif kembali beroperasi pada arus mudik Lebaran tahun depan.
"Saya berharap Pelabuhan Panjang ini tetap beroperasi pada arus mudik karena tak perlu lagi ke Bakauheni. Selain macet juga perjalanan cukup jauh," kata Salim warga Panjang, Bandarlampung, Ahad sore.
Salim yang sudah tiga tahun tak pulang mudik ke Lampung karena pandemi COVID-19 mengapresiasi pemerintah yang menjadikan Pelabuhan Panjang sebagai pelabuhan penyeberangan alternatif menuju Pelabuhan Ciwandan, Banten.
Ia tak mempermasalahkan perjalanan dari Panjang ke Ciwandan yang memakan waktu cukup lama hingga lebih dari lima jam.
Baca Juga:Waspada Macet di Pelabuhan Bakauheni, Pemudik dari Lampung Diminta Manfaatkan Rest Area
Terkait tiket, ia mengaku dapat langsung dibeli ke petugas di pelabuhan, kendati harga tiket yang berbeda sedikit dari harga normal. "Saya tak mempermasalahkan harga tiket yang ada selisih sedikit," katanya.
Iwan, warga Bandarlampung lainnya juga mengharapkan Pelabuhan Panjang tetap beroperasi pada arus mudik Lebaran mendatang.
Keberadaan pelabuhan ini sangat membantu pemudik terutama yang menggunakan sepeda motor karena untuk menghindari perjalanan jauh dan juga kemacetan.
"Kasihan jika membawa istri dan anak menggunakan sepeda motor ke Bakauheni karena selain jauh, kepanasan, kehujanan juga untuk menghindari kecelakaan karena banyaknya yang mudik," ujarnya.
Pemudik sepeda motor mendominasi jumlah kendaraan yang naik ke kapal Titian Nusantara.
Berdasarkan data sejak ditetapkan menjadi pelabuhan alternatif, kapal di pelabuhan Panjang telah mengangkut penumpang pejalan kaki mencapai 9.200 orang. Kemudian motor 1.076 unit, mobil 492 unit, truk dan bus 152 unit. (ANTARA)