Ini Cara Vladimir Putin Lawan Negara-negara yang Menjatuhkan Sanksi Ekonomi ke Rusia

Negara-negara Eropa dan Amerika Serikat telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia

Wakos Reza Gautama
Kamis, 24 Maret 2022 | 08:29 WIB
Ini Cara Vladimir Putin Lawan Negara-negara yang Menjatuhkan Sanksi Ekonomi ke Rusia
Presiden Vladimir Putin meminta negara-negara yang memusuhi Rusia untuk membayar gas Rusia menggunakan rubel. [Pixabay/DimitroSevastopol]

Seorang juru bicara pemasok gas Belanda Eneco, yang membeli 15 persen gasnya dari anak perusahaan raksasa gas Rusia Gazprom, Wingas GmbH, mengatakan pihaknya memiliki kontrak jangka panjang dalam mata uang euro.

"Saya tidak bisa membayangkan kita akan setuju untuk mengubah ketentuan itu."

Menurut Gazprom, 58 persen dari penjualan gas alam ke Eropa dan negara-negara lain pada 27 Januari diselesaikan dalam euro. Dolar AS menyumbang sekitar 39 persen dari penjualan kotor dan sterling sekitar 3,0 persen.

Komoditas yang diperdagangkan di seluruh dunia sebagian besar ditransaksikan dalam dolar AS atau euro, yang merupakan sekitar 80 persen dari cadangan mata uang dunia.

Baca Juga:Presiden Ukraina: Ingin Bahas Perdamaian dengan Rusia Tapi Masih Kompromi Militer NATO

"Tidak ada bahaya untuk pasokan (gas), kami telah memeriksa, ada rekanan keuangan di Bulgaria yang dapat merealisasikan transaksi juga dalam rubel," kata Menteri Energi Alexander Nikolov kepada wartawan di Sofia.

"Kami mengharapkan semua jenis tindakan di ambang yang tidak biasa tetapi skenario ini telah dibahas, jadi tidak ada risiko untuk pembayaran berdasarkan kontrak yang ada."

Beberapa perusahaan, termasuk perusahaan minyak dan gas Eni, Shell dan BP, RWE dan Uniper - importir gas Rusia terbesar di Jerman - menolak berkomentar.

"Tidak jelas seberapa mudah bagi klien Eropa untuk mengalihkan pembayaran mereka ke rubel mengingat skala pembelian ini," kata Leon Izbicki, associate di konsultan Energy Aspects.

Dia mengatakan, bagaimanapun, bahwa bank sentral Rusia dapat memberikan likuiditas tambahan ke pasar valuta asing yang akan memungkinkan klien dan bank Eropa untuk mendapatkan rubel yang dibutuhkan.

Baca Juga:Tak Tahan Diberondong Sanksi, Putin Ancam Balik Negara 'Tak Bersahabat': Beli Gas Rusia Bayar Pakai Rubel!

Moskow menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi militer khusus". Ukraina dan sekutu Barat menyebutnya sebagai dalih yang tidak berdasar. (ANTARA)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini