KUR Mikro BRI Sepanjang 2021 Didominasi Sektor Produktif, Capai 47 Persen

Penyaluran KUR di Bali dan Nusa Tenggara mengalami peningkatan alokasi dibandingkan tahun sebelumnya.

Fabiola Febrinastri
Minggu, 06 Maret 2022 | 22:00 WIB
KUR Mikro BRI Sepanjang 2021 Didominasi Sektor Produktif, Capai 47 Persen
Ilustrasi UMKM. (Dok: BRI)

SuaraLampung.id - Perhelatan BRI Liga 1 menjadi secercah harapan baru bagi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Bali dan sekitarnya. Kompetisi kasta tertinggi sepak bola di Indonesia ini digelar di Pulau Dewata sejak Desember 2021, dan meningkatkan geliat ekonomi pelaku UMKM di Bali.

Kendati demikian, penyebaran virus Covid-19 varian Omicron menjadi tantangan dalam pelaksanaan BRI Liga 1. Namun pelaku UMKM rupanya masih bisa mengambil celah untuk meningkatkan omzet, meski masih dihantui adanya restriksi mobilitas, dalam rangka memutus mata rantai pandemi Covid-19.

Antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap BRI Liga 1 ditangkap oleh pelaku UMKM melalui digitalisasi bisnis. Dengan “menggelar lapak” secara daring, pelaku UMKM bisa memperluas pangsa pasar dan memaksimalkan potensi penjualan.

Direktur Kepatuhan BRI, Ahmad Solichin Lutfiyanto, yang juga merupakan Direktur Pembina BRI Regional Office Denpasar mengungkapkan, digitalisasi menjadi jembatan bagi pelaku UMKM untuk tetap bertahan, sekaligus bertumbuh di masa pandemi ini.

Baca Juga:Demand Surat Berharga Tinggi, Bank BRI Optimalkan Pendapatan dari Transaksi Treasury

Hal ini berbanding lurus dengan hasil riset BRI Research Institute, yang menyebut digitalisasi bisnis dapat mendongkrak pertumbuhan penjualan hingga dua kali lipat lebih. Solichin mengatakan, kucuran modal yang diberikan BRI menjadi pemicu bagi pelaku usaha untuk tetap bisa mengembangkan usahanya di tengah pandemi. Untuk itu, BRI hadir memberikan pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro agar pelaku usaha bisa naik kelas.

“Saat pandemi, rata-rata para pengusaha UMKM kesulitan mendapat modal untuk membiayai bisnis. Dalam situasi itu, BRI hadir dan mendampingi para pelaku UMKM untuk bisa mempertahankan optimisme dalam berbisnis, sekaligus mendorong mereka yang ingin go digital,” ungkap Solichin.

Mengacu data BRI Regional Office Denpasar, Solichin mengatakan, angka penyaluran KUR yang menggembirakan. Sepanjang 2021, KUR Mikro BRI di wilayah Bali dan Nusa Tenggara terserap Rp9,2 triliun atau 102,16% dari target yang ditetapkan.

Solichin menambahkan, tahun ini, BRI juga aktif mengeluarkan sejumlah jurus untuk membangkitkan antusiasme sektor UMKM di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Komitmen ini tampak dari meningkatnya alokasi KUR Bali dan Nusa Tenggara menjadi Rp12,3 triiun pada 2022. Nilai ini setara dengan 4,73% dari alokasi KUR BRI pada 2022 secara nasional, yang sebesar Rp260 triliun.

Baca Juga:Bank BRI akan Terus Optimalkan Pendapatan dari Transaksi Treasury

“Penyaluran KUR di Bali dan Nusa Tenggara mengalami peningkatan alokasi dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun lalu, BRI menyalurkan KUR Mikro di Bali, NTT, dan NTB sebesar Rp9,2 triliun atau 102,16% dari alokasi yang ditetapkan. Sebanyak 341.390 orang di Bali, NTB, dan NTT telah menikmati KUR Mikro BRI sepanjang 2021 dan didominasi sektor produktif sebesar 47%,” ungkapnya.

Ajang sepak bola BRI Liga 1 ini mendapat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat Indonesia. Penyelenggaraan BRI Liga 1 diharapkan punya multiplier effect yang luas, termasuk para UMKM yang kini sudah banyak yang go digital.

Berkah penyaluran KUR ini dirasakan oleh Ni Nyoman Indrawati, pemilik usaha kerajinan patung dan cenderamata kayu di daerah Kuta, Bali. Nyoman menjadi salah satu salah satu pelaku usaha yang menerima modal usaha dari BRI sebesar Rp100 juta.

Bisnis yang terus berkembang pun membuat Nyoman kembali mengajukan kucuran modal dan mendapatkan kembali dana KUR sebesar Rp400 juta dari BRI. Modal usaha yang diterima itu digunakan Nyoman untuk mengembangkan penjualan secara daring melalui marketplace khusus kerajinan bernama Novica.com.

Berkat kegigihannya dalam upaya go digital, kerajinan yang ditawarkan Nyoman sudah menjangkau pasar internasional, salah satunya Malaysia.

“Modal usaha yang kami terima ini sangat bermanfaat dan tentu mendorong kami untuk bisa tetap bertahan serta mengembangkan usaha kerajinan khas Bali hingga ke level internasional,” kata Nyoman.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini