Bukan Binomo, Polisi Ungkap Kasus Binary Option yang Menjerat Doni Salmanan

kasus penipuan investasi Doni Salmanan tidak terkait dengan binary option Binomo.

Wakos Reza Gautama
Sabtu, 05 Maret 2022 | 10:14 WIB
Bukan Binomo, Polisi Ungkap Kasus Binary Option yang Menjerat Doni Salmanan
Ilustrasi Doni Salmanan. Kasus binary option Doni Salmanan tidak terkait dengan Binomo. [Instagram]

SuaraLampung.id - Crazy Rich Bandung Doni Salmanan dilaporkan ke polisi atas kasus dugaan penipuan investasi dan kini kasusnya sudah masuk tahap penyidikan. 

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan penyidikan kasus penipuan investasi Doni Salmanan tidak terkait dengan binary option Binomo.

Menurut Gatot, kasus Doni Salmanan adalah dugaan penipuan investasi binary option dengan menggunakan platform Quotex.

"Doni Salmanan (dilaporkan) bukan menggunakan platform Binomo, melainkan menggunakan platform Quotex," kata Gatot kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/3/2022).

Baca Juga:Bukan Binomo, Doni Salmanan Dilaporkan Terkait Platform Quotex Terancam 20 Tahun Penjara

Doni Salmanan dilaporkan oleh korban berinisial RA ke Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri dengan nomor LP:B/0059/II/2022/SPKT/BARESKRIM POLRI pada 3 Februari 2022.

"Doni Salmanan dilaporkan terkait pelanggaran Undang-Undang Informatika dan Transaksi Elektronik (ITE) atau Pasal 378 KUHP," ungkap Gatot.

Pria yang mengaku sebagai crazy rich asal Bandung itu disangkakan dugaan tindak pidana judi daring dan penyebaran berita bohong melalui media elektronik dan/atau penipuan atau perbuatan curang dan/atau tindak pidana pencucian uang (TPPU), sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan Pasal 28 ayat 1 UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE dan/atau Pasal 378 KUHP dan Pasal 55 KUHP dan/atau Pasal 3, Pasal 5, dan Pasal 10 UU Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan Pemberantasan TPPU.

"Ancaman hukuman maksimal 20 tahun," ujarnya.

Penyidik telah meningkatkan penanganan perkara yang menjerat Doni Salmanan dari penyelidikan ke tahap penyidikan pada Jumat. Sebanyak 10 saksi diperiksa, yang terdiri atas tujuh saksi korban dan tiga saksi ahli. (ANTARA)

Baca Juga:Doni Salmanan Akan Diperiksa Terkait Kasus Penipuan Investasi Bodong

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini