SuaraLampung.id - Varian baru COVID-19 ditemukan di Afrika Selatan. Penemuan varian baru ini membuat para ilmuwan di Eropa khawatir.
Sampai-sampai beberapa negara mulai mengetatkan perbatasannya karena mewaspadai varian baru COVID-19 ini.
Sebut saja negara Uni Eropa, Inggris dan India sudah mengumumkan pengetatan perbatasan begitu tahu ada varian baru COVID-19 dari Afrika Selatan.
Sementara para ilmuwan berupaya memastikan apakah mutasi virus itu resisten terhadap vaksin.
Baca Juga:Varian Baru Covid-19 Dinamai Omicron, Diakui Lebih Cepat Menular
Para ilmuwan Afsel mendeteksi sejumlah kasus varian baru yang diberi nama B11529 itu pada Selasa dari sampel yang dikumpulkan pada 14-16 November.
Pada Rabu, mereka mengurutkan lebih banyak genom dan menginformasikan pemerintah bahwa mereka khawatir. Mereka juga meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menggelar rapat kelompok kerja teknis tentang evolusi virus pada Jumat.
Negara itu telah menemukan sekitar 100 kasus varian baru, sebagian besar dari provinsi Gauteng yang padat penduduk.
Para ilmuwan Afsel mengatakan tanda-tanda awal dari laboratorium diagnostik menunjukkan varian itu menyebar cepat di Gauteng dan kemungkinan sudah muncul di delapan provinsi lain negara itu.
Tingkat infeksi harian di Afsel hampir berlipat dua pada Kamis menjadi 2.465 kasus. Institut Nasional Penyakit Menular Afsel (NICD) tidak mengaitkan lonjakan itu dengan varian baru, meskipun para ilmuwan setempat menduga ada kaitannya.
Baca Juga:Mubassir, Lebih 100 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Tidak Terpakai dan Kadaluwarsa
Botswana mendeteksi empat kasus, semuanya orang asing yang datang untuk misi diplomatik dan telah meninggalkan negara itu.
Hong Kong menemukan satu kasus pada seorang pelaku perjalanan dari Afsel dan Israel melaporkan satu kasus pada pelancong yang kembali dari Malawi.
Dalam tes PCR, varian itu relatif mudah dibedakan dari Delta, varian COVID-19 yang sejauh ini mendominasi dan paling menular. Tidak seperti Delta, varian baru itu memiliki mutasi yang dikenal sebagai S-gen drop-out.
Mengapa para ilmuwan khawatir?
Semua virus, termasuk SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, berubah dari waktu ke waktu. Sebagian besar perubahan atau mutasi memiliki dampak sedikit atau tak berdampak sama sekali pada karakternya.
Namun, sejumlah mutasi berpengaruh pada cara virus menyebar, efek yang ditimbulkannya atau kinerja vaksin terhadapnya.
- 1
- 2