SuaraLampung.id - Risiko kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi walau tidak sebesar liburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya.
Risiko kenaikan kasus COVID-19 masih tinggi ini diungkapkan Ahli Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) Iwan Ariawan.
"Risiko terjadinya kenaikan kasus masih tinggi, meskipun tidak setinggi pascaliburan Natal dan Tahun Baru sebelumnya atau pasca-Idul Fitri,” kata Iwan Ariawan di Jakarta, Senin (22/11/2021) dikutip dari ANTARA.
Iwan mengatakan protokol kesehatan (prokes) tidak boleh diabaikan masyarakat mengingat risiko kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia masih tinggi.
Baca Juga:Viral Pebalap Keramas Pakai Sabun Cuci Piring di Sirkuit Mandalika, 'Efek di Indonesia'
Dilansir dari laporan Satgas Penanganan COVID-19 pada Minggu (21/11) masih terjadi penambahan kasus harian terkonfirmasi sebanyak 314 kasus dan 11 pasien COVID-19 meninggal dunia.
Selain itu, kasus aktif terbanyak berasal dari Papua, Jawa Barat dan Jawa Tengah masing-masing di atas 1.000 kasus.
Untuk itu Iwan mengingatkan agar protokol kesehatan perlu dipatuhi bersama agar tidak terjadi lagi kenaikan kasus COVID-19. “Agar kita bisa segera kondisi endemi COVID-19 ini di tahun depan,” katanya.
Iwan mengatakan PPKM dilakukan sesuai dengan indikator wilayah. Artinya level PPKM bisa diturunkan dan dinaikkan lagi jika terjadi peningkatan transmisi kasus COVID-19 atau berkurangnya kapasitas respons menurut kabupaten/kota.
“Jika masyarakat tidak mau level PPKM dinaikkan lagi, maka kita harus menjaga agar tidak terjadi peningkatan kasus COVID-19 lagi. Caranya dengan konsisten melakukan prokes, PeduliLindungi, vaksinasi dan tes-lacak-isolasi kasus,” katanya.
Baca Juga:Gelombang Keempat Covid-19 Eropa, Sehari 46 Orang Meninggal Di Italia
Lebih lanjut dia mengatakan prokes merupakan tindakan sederhana yang bisa dilakukan semua orang dan dapat sangat menurunkan risiko tertular atau menularkan COVID-19. Prokes harus dilakukan dengan baik dan konsisten.
“Agar kita dapat mencegah kenaikan jumlah kasus COVID-19, sehingga kita semakin aman dan nyaman melakukan aktivitas ekonomi dan sosial,” katanya. (ANTARA)