SuaraLampung.id - Nama Brigjen Junior Tumilaar viral di media sosial mau pun media massa pada beberapa hari terakhir.
Awal viralnya sosok Brigjen Junior Tumilaar ini ketika ia membuat surat terbuka kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Brigjen Junior Tumilaar menulis surat pakai tangan itu di Kota Manado pada 15 September 2021.
Isi surat Brigjen Junior Tumilaar kepada Kapolri itu berisi keheranannya atas sikap Brimob Sulawesi Utara (Sulut) bersenjata yang mendatangi salah seorang personel Bintara Pembina Desa (Babinsa).
Hal itu terkait pembelaan sang Babinsa kepada warga bernama Ari Tahiru (67 tahun) yang tanahnya disebut diserobot PT Ciputra International.
Baca Juga:Usai Heboh Surati Kapolri, Brigjen Junior Tumilaar Dicopot dari Irdam Merdeka
Junior tidak terima ketika sang Babinsa yang membela rakyat kecil berkonsekuensi harus dipanggil dan diperiksa aparat Polresta Manado, dan Ari yang merupakan warga buta huruf harus ditangkap aparat. Surat itu pun viral di media sosial.
Gara-gara surat itu, Brigjen Junior Tumilaar diperiksa Pusat Polisi Militer Angkatan Darat (Puspomad). Hasil pemeriksaan, Puspomad menyatakan ada pelanggaran hukum yang dilakukan Brigjen Junior Tumilaar.

Perbuatan melawan hukum dimaksud, kata Komandan Puspomad Letjen Chandra W. Sukotjo, adalah pelanggaran Hukum Disiplin Militer dan pelanggaran Hukum Pidana Militer sesuai Pasal 126 KUHPM dan Pasal 103 ayat (1) KUHPM.
Atas adanya indikasi pelanggaran Hukum Disiplin Militer dan pelanggaran Hukum Pidana Militer, kata Chandra, maka Puspomad akan melanjutkan proses hukum lebih lanjut terhadap Brigjen Junior Tumilaar.
Untuk menghadapi proses hukumnya, Brigjen Junior Tumilaar dicopot dari jabatannya sebagai Inspektur Kodam XIII/Merdeka (Irdam Merdeka).
Baca Juga:Dicopot dari Jabatan Irdam Merdeka, Brigjen Junior Tumilaar Segera Diproses Hukum
Brigjen Junior Tumilaar Lama Sebagai Dosen
Brigjen Junior Tumilaar mengawali karier militernya dengan menjadi taruna Akademi Militer. Ia adalah abituren Akmil 1988 A. Lulus Akmil, Junior menjadi perwira Zeni.
Menurut Pengamat Militer Slamet Ginting, Junior punya pengalaman tugas teritorial cukup panjang. Setidaknya Junior pernah bertugas di enam Kodam.
Saat masih perwira pertama, Junior bertugas di Maluku. Ia menjadi Komandan Pleton Detasemen Zeni 5 di Ambon. Setelah itu Junior dipindah ke Mimika, Papua. Dari Papua, Junior bergeser ke Kalimantan Timur.
Lalu ke Aceh, Sumatera Utara. Di Sumut, Junior pernah menjadi Komandan Kodim di Tapanuli Tengah. Saat pangkat kolonel, kata Slamet Ginting, Junior menjadi perwira ahli Pangdam bidang lingkungan hidup.
"Ini menarik. Jadi dalam 33 tahun karier militernya, 17 tahunnya berada di lingkungan pendidikan. Baik sebagai guru militer di pusat pendidikan Zeni Angkatan Darat kemudian juga dosen sampai dosen utama di Seskoad dan Kodiklat AD," kata Slamet Ginting dikutip dari YouTube Hersubeno Point.
- 1
- 2