SuaraLampung.id - Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nun bicara mengenai hukum musik dalam Islam.
Cak Nun menyampaikan pandangannya mengenai hukum musik di acara Jamaah Maiyah di Pekalongan, Jawa Tengah.
Video Cak Nun membahas hukum musik berseliweran di beberapa channel YouTube.
Salah satunya adalah akun YouTube Pavoria Channel.
Baca Juga:Disinggung Pernyataan Uki Soal Musik Haram, Respon NOAH Langsung Ngegas!
Dikutip dari YouTube Pavoria Channel, ada seorang mahasiswa bertanya ke Cak Nun mengenai hukum musik dalam Islam.
"Yang dimaksud musik itu apa? Jadi sebelum menilai tentang musik, tanya dulu musik itu apa maksudnya? Apa bunyi, nada, irama, alatnya, yang mana musik itu?" kata Cak Nun.
Cak Nun lalu bertanya balik ke mahasiswa yang bertanya mengenai hukum musik itu.
"Coba kalo anda yang sekarang jadi ustaz itu, musik itu apa?" tanya Cak Nun.
"Mungkin keseluruhannya," jawab mahasiswa.
Baca Juga:Keras! Ustadz Ahong Lawan Uki Eks NOAH soal Musik Haram: Ini Sudah Over Dosis
Cak Nun lalu memberi penjelasan mengenai unsur musik. Yaitu bunyi, nada, irama dan alat musik yang unsurnya terdiri dari kuningan atau besi.
Cak Nun kembali bertanya ke mahasiswa itu apakah bunyi, nada, irama dan alat musik itu diperbolehkan atau tidak.
Mahasiswa tersebut menjawab bahwa bunyi, nada, irama dan alat musik boleh.
"Lha terus yang haram apanya?" tanya Cak Nun disambut tawa jamaah yang hadir.
Mahasiswa itu lalu memberi penjelasan bahwa dari unsur musik itu ada yang membawa manusia melupakan alam ini sesaat.
"Lha salahnya kamu bisa dibikin lupa. Lho yang lupa kamu kok musiknya yang disalahkan," imbuh Cak Nun yang membuat hadirin bertepuk tangan.
"Kamu jadi manusia yang istikamah. Wong denger musik aja terus lupa. Sing disalahi musiknya. Gimana sih. Yang lupa kan kamu kok musiknya yang salah," cecar Cak Nun dengan nada mulai meninggi.
Menurut Cak Nun yang lemah diri tapi mengapa musik yang disalahkan.
"Yang lupa kamu karena kamu gampang terpengaruh," kata Cak Nun.
Dicecar Cak Nun dengan nada tinggi, mahasiswa itu mulai gugup.
Dengan terbata-bata, ia kemudian bertanya mengenai pandangan Cak Nun terhadap musik.
Cak Nun lalu mengambil alat pukul gamelan.
"Ini halal (Cak Nun memukulkan alat pukul ke gamelan). Sini kalo ke kepalamu haram," ujar Cak Nun sambil menunjuk alat pukul gamelan ke mahasiswa tersebut.
Hadirin tertawa lalu bertepuk tangan mendengar logika Cak Nun mengenai haramnya alat musik.
"Piye toh. Kok ada barang itu haram. Yang haram itu babi, khinzir, maisyir. Yang lain ga haram," tegas Cak Nun.
Kata Cak Nun, keharaman sesuatu itu terjadi karena perilaku orangnya bukan alat yang digunakan.
"Mosok saya bunuh orang pakai pisau, trus pisau haram ngono.Piye iki," ujar Cak Nun sambil mengarahkan alat pukul gamelan ke jidatnya.
"Makanya nomor satu itu alat menjadi orang Islam itu bukan Quran, bukan syariat, bukan fikih, bukan kitab, bukan hadis. Alat utama akalmu, pikiranmu," jelas Cak Nun dengan nada tinggi berapi-api sambil menunjuk mahasiswa tersebut.
Cak Nun tampak terlihat emosi. Ia terus memandangi mahasiswa tersebut.
"Ga terima, duel kita," kata Cak Nun lalu tertawa.
Menurut Cak Nun, Alquran dan hadis hanyalah alat bukan subyek. Subyeknya adalah akal pikiran, logika dan analisis manusia.
"Quran hadis itu alat bahan untuk mencari pedoman dari Allah. Jadi pendidikan Islam nomor satu itu penggunaan akal. Maka Allah mengatakan 'Afala Ta'qilun' 'Afala Tatafakkarun'. Tidak ada 'afala tokro nu al quran' Yang ada Afala Ta'qilun. Jadi nomor satu itu akal," tegas Cak Nun.